[Main RP] Chapitre 2 : Love Season

"Seandainya bisa......hei!Aku kok nggak liat Luna-chan ya....?"

"Pasti bisa koq...." Kata Aile

"Ha? Luna-chan? Ung... terakhir bukannya di dekat gerbng masuk. Kalau tidak salah sih." Kata Aile

Lokasi: bersama ryu

"kurasa masalah akan mulai bermunculan. Bagaimana dengan kondisimu?" tanya luna pada ryu.

==========================

lokasi: apartemen clark

"iya, memang kenapa, vaness? Apa ada yang salah?" clark tidak mengerti vanessa senyam-senyum. Padahal sudah jelas sekali kalau itu karena rencana pernikahan mereka.

"Aku ingin potong rambut.....mungkin rambut ini akan mengganggu jika aku tugas nanti..."Seiren memegang rambut perak panjangnya,lal membaca surat itu lagi

"Kalau dipotong....sayang kan?" Kata Aile

"Nee, Seiren. Sebenarnya... apa isi surat yang terus kau bawa itu?" Tanya Aile penasaran

Shawn, baru saja sadarkan diri, dan melihat ke sekelilingnya. Ia baru saja sadar kalau Aia dan Cielle tadi ada disana.

"..."

Ia sedikit menyesal tidak menyapa mereka, lalu setelah selesai menyesali hal tersebut, berdiri dan menuju ruang tengah.

*tap...tap...tap*

Ia berjalan pelan dan tenang, dan membuka pintunya tanpa suara.

Didalam, Seiren dan Aile tengah membicarakan sesauatu, tampaknya mereka sedang mengobrol biasa.

Seiren tengah membaca secarik kertas...

"...Seiren...?"

Seiren menoleh pada asal suara.

"Ga....garant?!"Seiren sangat kaget. dengan cepat ia menyembunyikankertas yang tadi di bacanya.

"Se..selamat..um...malam...?"

"Malam... hm?" Ia memperhatikan kalau Seiren cepat-cepat menyembunyikan kertas yang tadi ada di tangannya.

"Nani...? Kau baca apa memangnya sampai menyembunyikan kertas yang tadi kau baca?" tanyanya ringan.

"Konbawa, Shawn-san." Sapa Aile dengan tenangnya

"Seiren cuma melihat suatu berita saja kok..." Aile mengalihkan perhatian Shawn

"I..itu benar!!!sungguh!!ah! Kau sudah makan?kau pasti capek?is..istirahatlah dulu!!!jangan memaksakan diri...wajah mu pucat..lho...."cerocos Seiren sedikit panik.

"Ah Aile!menurutmu...lebih baik potong gaya apa?"

"AH...itu benar, Shawn-san. Wajah anda pucat lho." Aile menyetujui

"Ung? Ah...itu....terserah Sei-chan saja. Aku kan tidak mengerti model seperti itu he he..." Jawab Aile dengan entengnya

"Aku baru saja istirahat." jawab Shawn pelan, walau dalam hatinya ia mengakui kalau wajahnya mungkin sedikit pucat karena hal tadi.

Ia kembali melihat wajah mungil dan polos milik Seiren, dan mimpinya tadi terbayang lagi. Ia memegangi kepalanya.

"Uungh..." dalam kepalanya terbayang-bayang Seiren yang tengah berlumuran darah.

Aile menyadari kondisi Shawn yang aneh. "Anda tidak apa-apa?" Tanayanya

"Wajahmu...pucat sekali...." Kata Aile

"Garant......?"sesaat,surat itu terlepas dan tertiup angin.

"AAAAH!!!!!MY CURSED LETTER!!!!!!!!CATCH IT!!AILEEEE!!!!!"teriaknya panik

"Cih..." Aile bergegas menangkap surat itu. Ia melompat dan berhasil menangkapnya walau ujung-ujungnya ia jatuh karena kehilangan keseimbangan.

"Aduuuh..." AIle memegangi kepalanya "Ah....untung tertangkap." Aile lega

"Tidak... tak apa... aku tidak apa-apa..." ujar Shawn sambil tersenyum.

"Seiren... boleh kulihat berita yang kaubaca...? Aku belum baca apa-apa hari ini..."

Kertas itu tiba-tiba terbang, Aile berhasil menangkapnya.

"..." Shawn terdiam sebentar dan menatap Seiren, walau dengan tatapan lesu yang biasanya.

"Cursed Letter?"

"eh..cursed letter..eh...."Seiren makin panik

"ah..i..itu..."Seiren pu nggak berani menatap Shawn yang penasaran

"E-eeetto....Surat dari sekolah?" Aile gugup sehingga kalimatnya seperti pertanyaan. Ia keringat dingin (wekekek~ XD).

"A...um...e....uuuu.....iii..."Seiren sama sekali nggak tau mau ngomong apa lagi,apalagi Shawn sudah melihatnya seperti itu..

'lalalalala'entah mengapa hatinya menyanyi tanpa nada saking takutnya.

"Hngh..." Aile memberikan surat itu kembali pada Seiren dan mengelus kepalanya

"Aku kehabisan ide...maaf ya. Tapi...lebih baik kau jujur saja." Bisik Aile

"Masalah... "

"Seperti yang kau lihat, aku kini sudah bisa melepasnya dan kau pasti bisa melihat penyakit sudah mulai menggerogoti tubuhku perlahan - lahan."

"Bagaimana keadaanya?" Ucap Ryu. Tentu saja Luna pasti memahami orang yang dimaksud oleh Ryu.

"dia mengikuti kamp yang diadakan oleh sekolahnya. Kira2 1-2 minggu." jawab luna dengan enteng. Dia juga belum bertemu lagi dengan scarlett.
"apa kau mau sembuh? Aku bisa membantumu. Asalkan kau percaya, yakin dan ingin sembuh. Mau?" luna menawarkannya pada ryu sambil tersenyum.

oot: kalau beda lokasi jangan lupa pake tag lokasi.

lokasi: ruang tengah.

------------------------------------
"..." Shawn, memandang Aile dan Seiren bergantian dengan lesu, menatap kertas yang tengah dibawa Aile. Gerak-gerik Seiren yang sudah kacau dan perkataan Aile menghasilkan sebuah tebakan didalam kepalanya.

Ia lalu mengambil kertas yang ada di tangan Aile, dan membacanya.

...

...

"Tugas yang membahayakan jiwa, ya...?"

Aile kaget ketika Shawn mengambil kerta surat itu dari tangannya. Ia pun akhirnya pasrah karena ia tahu ia tidak akan pernah bisa mengelabui daya analisis Shawn.

"kalau tugas itu kenyataan, apa yang akan kamu lakukan?" indira berhenti di belakang shawn dan bertanya seperti itu.