[RP] Their Arrival at Azure

Saat Ryu mendengar suara gaduh dari arah luar ketika Scarlet keluar Ryu menjadi penasaran apa penyebab suara tersebut.

Ryu langsung lari keluar sesampainya diluar ia melihat Scarlet menimpa tubuh Vanessa. "Apa kalian baik- baik saja?" tanya Ryu sambil mengulurkan tangannya pada Scarlet untuk membantunya berdiri.

Tak ada jawaban dari Vanessa. Scarlett terdiam sejenak. Ia sendiri merasa bingung dengan keadaan ini. Heran, bingung, dan takut. Takut kalau Vanessa akan marah padanya. Ia pun kemudian berubah menjadi panik.

Scarlett segera menggoyang-goyangkan tubuh Vanessa sebagai ekspresi kepanikannya. "Vaness-san! Vaness-san! Vaness-san~ maafkan aku!!"

Namun, tetap tak ada reaksi dari gadis itu. Scarlett pun menjadi tambah panik dan semakin kacau. Otaknya nge-blank. Sejenius apapun Scarlett, ia pun tetap akan bingung pada situasi yang belum pernah ia hadapi sebelumnya.

"KYAAA~ GIMANA NIH? Aku nggak maksud... KYAA SESEORANG TOLONG!! VANESS-SAN NGGAK GERAK-GERAK NIH!! SESEORANG!!!! TASUKETE KUREEE~~" teriaknya kacau dan panik.

Kemudian Ryu datang menghampirinya. Karena panik dan otaknya nge-blank, tanpa basa-basi ia langsung memeluk Ryu yang tadinya memang akan menwarkan bantuan. Scarlett memeluk Ryu erat.

"Ryu-san tolong~ Vaness-san nggak bangun-bangun dari tadi! Aku nggak sengaja~ Hueee~" keluhnya sambil menangis dan memeluk Ryu.

Ryu cukup kaget dengan apa yang dilakukan oleh Scarlet namun ia tetap berkepala dingin . " Jangan menangis ia pasti baik- baik saja. " ucap Ryu tenang sambil melepaskan pelukan Scarlet , ia kemudian memberikan saputangan ke Scarlet. "hapus airmatamu." ujar Ryu. Ia kemudian memeriksa keadaan Vanessa, tidak ada luka mungkin ia pingsan karena kaget saja. Ia kemudian menggendong Vanessa dan membawanya kembali ke kamar Scarlet kemudian Ryu menurunkan Vanessa diatas rofa.

Ryu melepaskan pelukannya dan memberinya saputangan. Wajah Scarlett kembali memerah, dan tentu saja ia menyembunyikan wajahnya yang merah itu dibalik saputangan Ryu. Ia memegang erat sapu tangan tersebut yang ia gunakan juga untuk menghapus air matanya.

"Terima kasih..." ucapnya pelan karena malu.

Ia lalu mengikuti Ryu yang menggotong Vanessa kembali ke sofa kamarnya. Scarlett benar-benar merasa tak enak pada Vanessa, tapi ia bingung harus berbuat apa. Scarlett lalu menarik lengan baju Ryu perlahan untuk memanggilnya.

"Bagaimana Ryu-san? Vaness-san tak apa kan? Sumpah... aku benar-benar tak sengaja... hiks, hiks..."

"Tenang saja ia baik- baik saja. Kau tidak perlu khawatir." Ucap Ryu lembut untuk menenangkan Scarlet. Ia kemudian mengusap airmata yang ada di wajah Scarlet.

Ryu bingung sendiri, jarang sekal ia bersikap lembut kepada siapapun. Mungkin yang pernah merasakan kelembutan Ryu bisa dihitung memakai jari.

Lagi-lagi, wajah Scarlett berubah menjadi memerah tomat ketika Ryu mengusap air mata Scarlett dengan jari-jarinya. Ryu bahkan berkata sangat lembut padanya. Wajahnya berubah menjadi chibi dan sangat manis. Jantungnya berdetak sangat kencang dan rasanya hampir meledak.

Seumur hidup belum pernah Scarlett merasakan hal menyesakkan seperti ini, padahal hanya karena seorang laki-laki saja.

"Te-Te-Terima kasih..." ucapnya kaku.

Ia benar-benar tak tahu lagi apa yang harus ia katakan di saat seperti ini. Ia malu menatap muka Ryu, dan juga malu ketika Ryu menatapnya. Tapi walapun begitu, ia tetap ingin mendengar kata-kata lembut dari Ryu dan juga sentuhan dari cowok itu. Walaupun hal itu akan membuatnya kembali sesak.

Sebenarnya aku ini kenapa sih? tanyanya dalam hati. Jantungnya masih berdetak sangat kencang.

" kau baik-baik saja? Wajahmu memerah. " ucap Ryu sambil meletakkan tangan kanannya di kening Scarlett dan meletakkan tangan kirinya di keningnya , "Tidak demam , apa kau terluka?" Tanya Ryu sambil menurunkan tangannya.

Uwaa Uwaa Uwaa bagaimana ini? Ryu menyentuh keningku! Kyaa

Wajah Scarlett semakin memerah dan jantungnya semakin berdebar kencang daripada sebelumnya.

"A-Aku sudah tak tahan..." keluhnya.

Scarlett pun pingsan di tempat menyusul Vanessa yang pingsan terlebih dahulu.

Quote :

"KYAAA~ GIMANA NIH? Aku nggak maksud... KYAA SESEORANG TOLONG!! VANESS-SAN NGGAK GERAK-GERAK NIH!! SESEORANG!!!! TASUKETE KUREEE~~" teriaknya kacau dan panik.

Shawn yang masih berjalan-jalan mendengar suara itu, dan mendekati kamar Scarlett sekali lagi.

"Ada apa in... euh... dua orang pingsan..." Shawn mengepalkan tangannya dan seakan mengetuk dahinya sendiri.

"Hhh... hari ini banyak sekali yang pingsan." ujarnya datar, dengan wajah yang menandakan sebagaimana seringnya ia menghadapi situasi ini. Shawn lalu mengangkat Scarlett dan membaringkannya diatas sofa satu lagi.

"Nah... sekarang, sebaiknya aku ambil kompres... mungkin mereka terlalu stress, sampai panas begini." Shawn mengecek panas Scarlett dan Vanessa lewat dahi mereka, dan mengambilkan kompres. Ia tersenyum ringan saat melihat kedua gadis itu dan Ryu, sepertinya ada sesuatu di pikirannya.

"waduh... Parah juga ya... Padahal sehat, tapi gampang sekali pingsan. Mungkin mereka harus rajin olahraga, seperti aku. Untuk menunjang karir modelku." clara berkomentar melihat dua orang pingsan. Lalu ada yang meneleponnya, manager. Tak lama clara menghubungi clark untuk datang. Dan clark datang secepat kilat.

"aku harus pergi. Ada sesi pemotretan. Sampai jumpa." clara pun pergi sambil mengecup pipi clark.

kok jadi pingsan juga, padahal tadi baik- baik saja. Badannya juga tidak panas . Kemudian Ryu memegang keningnya dan kening Scarlett, tapi sekali lagi tidak ada yang aneh.

"Perlu bantuan?" Tanya Ryu.

"hah... Ck... Kacau sekali... Permisi, biar vaness ku bawa ke kamarnya dan kalian urusi saja anak baru itu." clark pergi dari kamar itu sambil menggendong vanessa ke kamarnya. "wew... Lumayan berat juga..."

"hah... Ck... Kacau sekali... Permisi, biar vaness ku bawa ke kamarnya dan kalian urusi saja anak baru itu." clark pergi dari kamar itu sambil menggendong vanessa ke kamarnya. "wew... Lumayan berat juga..."

"Ngh.. ngh.."

Sejak tadi Scarlett terlihat gelisah dalam pingsannya. Alisnya berkerut. Wajahnya menggeleng ke kiri dan ke kanan. Tangan kanannya yang lembut mengepal erat dan bergetar.

"Ayah.. Maaf.. Jangan bentak-bentaki.. aku.."

Scarlett mengigau aneh. Membuat semua orang yang ada di situ terheran-heran.

"Aku tak mau.. Meneruskan perusahaan ayah.. Aku ingin bebas.."

Tiba-tiba setitik air mata keluar dari kelopak matanya yang tertutup. Scarlett seperti sedang mimpi buruk. Air mukanya yang terlelap terlihat sangat tegang dan takut.

"Ayah.. Yuuto.."