[RP]The 'maid' Arrival

Vanessa terlihat sedikit berantakan. Pagi ini dia dikejar-kejar pers tentang gosipnya dengan artis lain. Hari ini juga dia baru menemukan apartemen baru, dengan ruangan yang amat bagus tapi...

Dia harus menjadi maid si pemilik apartement

hal ini bukan karena dia yang mau, tetapi karena sebagai 'harga tutup mulut' karena Clark mengetahui identitasnya sebagai Mutsuki Asa.

Dan akhirnya Vanessa menyetujui kesepakatan itu dan tinggal bersama sang pemilik apartemen.

Sekarang Vanessa duduk di ruang tengah. Menunggu Clark. "aah....clark mana ya?"keluhnya.

Bosan, dia mengeluarkan MP4nya dan mulai bernyanyi.

Cklek

Clark yang baru bangun tidur keluar dari kamarnya.
"Berisik nona..." Clark keluar kamar dan mengacak-acak rambutnya. Dia menyeret kakinya dan mengambil minum dari kulkas dua pintu yang ada di dapurnya.

"Selamat datang. Sekarang buatkan aku sarapan. Setelah itu aku baru akan menjelaskan mengenai tempat-tempat di sini dan lainnya." Clark Kent duduk di kursi meja makan dan menghabiskan air putih dalam gelas dalam 3 kali teguk.

Zombie?! Bukan. Makhluk acak-acakan yang baru muncul itu ternyata Clark. Vanessa yang kaget langsung berhenti dan menyimpan MP4nya di saku.

"ah...se...selamat pagi...tuan clark" katanya sambil menuju dapur. Dia menatap clark. Meskipun clark hanya beda 1 tahun dengannya, Vanessa tidak bisa seenaknya. Dia sangat menyadari posisinya sebagai pembantu di sana.

"mau dibuatkan apa? Saya sarankan yang manis-manis. Itu bagus buat otak!" katanya dengan nada ceria.

"Ah... aku lebih suka omelet atau nasi goreng atau sandwich daging kalau aku baru bangun tidur. Buatkan saja. Kau bisa masak kan?" Clark mengambil cigar candy dan membuka PDA-nya, dia mengecek e-mail dan tugas untuk hari ini.

"jangan lama!"

Mendengar permintaan Clark, Vanessa langsung mengecek persediaan bahan makanan di lemari es. Ternyata cukup untuk membuat sandwich dan pancake coklat untuknya. Langsung saja dia bekerja.

Dalam waktu 10 menit saja, dia berhasil membuatkan 3 potong sandwich yang tertata rapi dan pancakenya.

"silahkan! Ada lagi yang harus saya buatkan?" tanyanya.

"Terima kasih." Clark langsung memakannya dengan cepat. Dia memang rakus kalau ada di rumah sendiri.

"Sekarang duduklah di sini dan dengarkan penjelasanku soal peraturan di sini."

waw...

vanessa speechless melihat Clark menghabiskan sandwich buatannya. Setelah membereskan piring, vanessa langsung duduk manis di depan clark.

"mohon bantuannya, tuan clark!"

"berhenti memanggilku tuan!" Clark memakai kacamatanya dan membuka PDA-nya lagi.

"Nah, kamarmu ada di depan kamarku dan kamu bisa menggunakan kamar mandi yang ada di ujung ruangan ini. Lalu hemat penggunaan air. Bersihkan dan rapikan ruangan ini kecuali kamarku. Ketuk dulu pintu kamarku kalau mau masuk. Matikan alat yang tidak digunakan. Buang sampah sebelum jam 8 pagi dan petugas akan mengangkut setiap Senin, Rabu, Jumat. Buatkan sarapan dan makan malam saja. sebelum jam 7 sarapan sudah siap. Kalau kau bisa makan malam siap sebelum jam setengah tujuh malam. Ada pertanyaan?" Clark menyimpan PDA nya dan menatap Vanessa sambil menyilankan tangannya di meja.

"nyuu...kalau aku tidak boleh memanggil tuan, aku manggilnya 'Clark' saja ya!" katanya.

setelah mendengar penjelasan Clark panjang lebar, sepertinya ada hal yang harus dia sampaikan juga. jam kerjanya. dia mengambil HPnya dan melihat jadwalnya.

"etoo....biasanya aku kerja sampai malam,belum lagi ada proyek untuk pengambilan suara untuk progam voice synthesizer yang baru, belum lagi kerjaan ini-itu..kira-kira aku pulang jam...setengah sebelas malam setiap harinya. artinya.." Vanessa menahan kata-katanya sambil menyimpan HPnya lagi.

"Aku tidak bisa membuatkan makan malam tiap hari tepat pada jam setengah tujuh. namun biasanya aku punya waktu senggang jam 3 sampai jam 5 untuk bersantai. mungkin aku bisa pulang dulu dan membuatkan makan alam untuk tu-, maksudku, Clark." katanya.

kehidupan Vanessa sebagai Mutsuki Asa memang sibuk. mengingat dirinya adalah seorang seiyuu ternama. tetapi bukan masalah yang sulit jika harus membagi waktunya dengan pekejaan sampingannya sebagai Maid.

"Kalau sempat ya sudah. Kalau tidak juga tidak apa-apa" karena aku bisa masak juga sih... tambah Clark dalam hati.

"Kau baru saja digosipkan dengan seseorang ya?" Clark mengecek berita itu dari PDAnya. "berniat meredakan berita itu? mungkin bisa aku bantu."

kelemahan pertama, suka sekali menggoda makhluk dari venus itu.

Mendengar tawaran clark yang bisa menyelamatkan dirinya, vanessa langsung semangat.

"oh ya? Bagaimana caranya? Beritahu aku!" serunya.

"Kalau begitu bagaimana kalau aku jadi 'fake boyfriend? sungguhan juga boleh..." Clark tersenyum menggoda. Dia ini memang... haaahhh... dasar... makanya ini disebut kelemahan.

"Hei... sudah lihat kamarmu? ayo, aku tunjukkan." Clark berdiri dari duduknya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. Dia masih mengemut cigar candynya.

Fake boyfriend? Tidak buruk, namun itu akan memperumit masalah. "uwh? Tidak...tidak...sepertinya Clark tidak tahu beringasnya para pengejar gosip itu ya?" katanya.

Mendengar clark akan menunjukkan kamarnya, vanessa langsung semangat -lagi-

"saa...ayo!ayo! Aku sudah tidak sabar!"

dan Clark membuka pintu kamar. Kamar dengan warna baby blue itu nampak di hadapan mereka. Sebuah kasur ukuran besar dengan sprei berwarna broken white dan bantal berwarna sama. Lalu meja di samping kasur juga berwarna broken white dan baby blue. Lalu gorden berwarna sama juga menghiasi kamar itu.

"Kuharap kau menyukainya karena aku menata ulang kamar ini." Tentu saja, dia seorang design interior, itulah yang diambil olehnya di kampus.

Vanessa memandang kamar barunya dengan takjub. Warna biru dan warna pastel memang warna kesukaannya. Setelah menyeret koper-kopernya dan kardusnya ke kamar barunya itu, dia berputar-putar di kamar itu.

"fuwaaaa...bagusnya! Kok clark tahu kalau vanessa suka warna biru? Bagusnya....vanessa suka banget! Makasih ya~" katanya sambil mengeluarkan jurus tersenyum super cute-nya pada Clark.

Vanessa langsung duduk di tempat tidur barunya. "wah...besar sekali kasurnya..untuk 2 orang...aku belum pernah mendapat kasur sebesar ini..yaii!" serunya.

"kapan aku boleh membereskan barang-barangku?" tanyanya pada Clark.

Kelemahan nomor dua, tidak tahan melihat senyum cute seorang wanita... Clark berusaha menahan hidungnya agar tidak mimisan dan sebagainya.
"Ukh..." Clark mulai mengatur air mukanya."oh...itu kebetulan, aku mendapatkan idenya dari majalah interior yang membahas kamar kesukaan Mutsuki Asa."

"Kalau kau mau menggunakannya bersamaku juga tidak apa-apa..." Clark menanggapi kasur besar itu. "Oh, begini maksudku, kasur itu memang sudah sebesar itu sejak sebelum kau datang ke sini, aku hanya mengganti spreinya saja dan menambahkan kelambu di sana."

"Kalau kau mau kau bisa membereskannya sekarang, perlu ku bantu?" Clark membereskan kardus-kardus yang berantakan di sana.

"Ah... soal 'Fake Boyfriend itu. Kau tidak tahu kehebatanku, hanya dengan merubah gaya rambutku saja aku sudah pangling, mungkin aku juga bisa menggunakan pewarna rambut temporary. Nah, setelah itu kau bisa mengambil foto kita berdua, menyebarkannya dalam internet dan mengatakan kalau itu memang benar. Jadi aku tidak perlu show up di depan penggila berita itu." Clark membetulkan letak kacamatanya.

"hm? Bisa saja kau...jangan-jangan kau ini fansnya mutsuki asa? Hehehe."kata vanessa sambil mengeluarkan barang-barangnya.

Saat vanessa mendengar usul clark yang gila menurutnya. "ung? Akankah cara itu berhasil?" tanyanya. Vanessa mengangkat semua partitur lagunya, namun karena terlalu banyak, vanessa limbung dan menabrak clark

"Hati-hati nona!" Clark menangkap Vanessa dengan sigap.

Quote :

"hm? Bisa saja kau...jangan-jangan kau ini fansnya mutsuki asa? Hehehe."

"Tidak kok... ak memang berlangganan majalah itu. Bahan untuk kuliah." jawab Clark dengan tenang sambil terus membereskan barang.

Quote :

"ung? Akankah cara itu berhasil?"

"kemungkinan berhasilnya cukup besar loh...

Vanessa masih ragu untuk melakukan rencana 'fake boyfriend' itu. Rasanya terlalu berbahaya untuk melakukannya. Namun, apa salahnya mencoba?

"....baiklah...namun kamu harus ikut konferensi pers denganku nanti...jangan dengan foto saja...kalau hanya dengan foto saja bisa-bisa masalahnya tambah rumit.." katanya.

Setelah membereskan partitur yang dia jatuhkan, vanessa teringat sesuatu. "ah iya! Kalau bisa kau juga harus berpura-pura dari luar negeri..yah...biar tidak terlacak.." katanya.

"Aku memang berasal dari luar negeri kok... dulu aku tinggal di german, autria, dan swiss. Pilih salah satu. Dan kalau kau mau mungkin aku bisa berbicara bahasa jerman dan pura-pura tidak mengerti mereka." ujar Clark yang dandanannya berantakan dan geek. Siapa sangka pemuda ini kalau sudah berdandan akan terlihat berbeda sekali dan siapa sangka kalau dia juga punya sebuah ferarri di garasi di samping Volvo silver yang selalu digunakannya.

"pilih saja gaya mana yang harus aku pakai dan pilih saja nama yang tidak mudha dilacak." Clark terus membereskan ruangan itu. Yah... dia ini cekatan sekaligus tidak suka ruangan yang telah ditata sedemikian rupa olehnya itu akan jadi... yah... diluar perkiraannya.

Akhirnya selesai juga mengatur barang-barang vanessa. Sisanya hanya baju-bajunya yang masih di koper. Sambil duduk di kasur, vanessa mengemut permennya.

"jerman mungkin? Aku suka jerman dan aku bisa bahasa jerman." katanya.

"kalau masalah nama, aku percaya padamu...oh! 3 hari lagi ada acara seiyuu award, kita datangnya bareng aja! Sekalian membuktikannya..lagipula aku dapat 5 nominasi. Jadi nanti kalau aku dapat, aku bakal ngumumin 'pacar' aku itu...bagaimana?"

"Oke... nah... kau mau aku berdandan seperti apa? warna rambut dan mata? lalu kau mau pakai mobil-ku yang mana? Ferarri atau Mercy?" Clark berdiri sambil bersandar pada tiang ranjang di kamar itu dan memainkan kelambunya.

"Ah... rasanya aku ingin minum sesuatu yang segar..."

Vanessa hanya tersenyum manis menanggapi pertanyaan Clark. "...asal rapih dan tampan juga tidak mudah dikenali, itu sudah cukup kok..sisanya vanessa percayakan sama Clark."

sekarang Clark dan vanessa duduk bersebelahan. tidak dekat sih, hanya jauh. namun Vanessa baru menyadarinya. "etooo...bagaimana kalo kita bicaranya di dapur saja..sekalian vanessa buatkan sesuatu..?" tawarnya sambil menunjuk pintu.

"Oke... buatkan sebuah minuman atau cemilan ya..." Clark pergi keluar kamar dan mengambil sebuah majalah desain interior dan duduk di kursi meja makan.

"Ternyata... orang-orang bisa juga tidak mengenalimu sebagai voice actress terkenal itu. Kenapa tidak mencoba modelling?"

Vanessa mengangguk dan segera berlari kecil ke dapur. dia mengintip kulkas. ternyata yang ada hanya strawberry dan ice cream juga bahan-bahan lainnya. mengangkat bahu, dia memutuskan untuk membuat strawberry smoothie.

Quote :

"Ternyata... orang-orang bisa juga tidak mengenalimu sebagai voice actress terkenal itu. Kenapa tidak mencoba modelling?"

vanessa tersenyum. "ga ada yang tau donk..mutsuki kan suaranya agak misterius dan pakaiannya selalu kemeja dengan kacamata..tidak ada miripnya dengan penampilanku yang imut ini..hehehe..." katanya.

"...modelling? vanessa tidak tertarik. menjadi seiyuu adalah impian vanessa sejak kecil.." katanya. dia jadi sedikit terkenang masa kecilnya dulu, waktu dia mencoba menirukan banyak suara seiyuu dari tokoh yang dia suka.