[Free RP]In Wonder-Theme Park-Land

Kazuya duduk tepat di belakang Akira dan himi. IA hanya diam,dan mengikuti cara orang memakai benda yang bernama sabuk pengaman

"ng..."

Akhurnya jet coastor itu meluncur juga dengan kecepatan tinggi. Mulanya Himi kaget tapi dia terbiasa juga.

"Wah, jauh lebih menegangkan daripada bertempur dengan mutan," pikirnya.

Akira terkejut dan sedikit takut ketika jet coaster tersebut mulai mendaki dengan pelan. Namun seluruh rasa takutnya hilang begitu jet coaster tersebut turun dengan kecepatan tinggi.

Sangat seru, itulah yang pertama kali terlintas di pikiran Akira, mungkn nanti ia akan mencoba naik lagi.

OOC : Naik jet coasternya diakhiri saja, ya.
___________________

Akhirnya jet coaster itu berhenti juga. Himi berduyun-duyun turun dar jet coaster. ia mencari teman-temannya karena ia terpisah.

"Sensei, Akira-san, Kazuya-san?" panggilnya.

Kazuya turun dari jet coaster,kepalanya sangat pusing. Ia bersandar di pagar pembatas sambil memijat kepalanya sendiri

"...sial...benar-benar tak enak..."komentarnya. ia melihat sekeliling

"mana Yuto dan yang lain?"

"Ah, Kazuya-san!"

Himi melihat sosok Kazuya dari kejauhan. Ia buru-buru menghampirinya. Kelihatannya Kazuya tidak begitu baik, karena ia memijat kepalanya sendiri.

Yuto Siegfierd, yang semenjak turun dari jet coaster menghilang sejenak untuk ke toilet dan ketika ia kembali, mendengar himi yang tampaknya sedang gelisah. Segera saja ia mendekati himi, apalagi ketika himi menyerukan nama Kazuya, murid favoritnya.

"doushita no, himi-chan? Kazuya-kun kenapa?" tanyanya heran.

"..pusing..."gumamnya kesal. Ia merasa kepala,bahkan badannya pun ikut-ikutan berat. Ia berusaha mengatur keseimbangannya

"..air..."pintanya lirih

melihat kondisi kazuya yang sepertinya kesakitan, yuto yang baik hati langsung saja pergi berlari ke kios terdekat dan membeli sebotol air mineral. Setelah itu ia kembali lagi pada kazuya.

Dengan wajah cemasnya yuto segera membukakan botol air minum tersebut untuk kazuya. Ia membungkuk agar berada satu level dengan kazuya dan memegang pundak muridnya tersebut dengan tangan kirinya.

"here, minumlah." ujarnya sambil menyodorkan tangan kanannya yang memegang botol air tersebut. Perhatiannya yuto pada kazuya memang agak sedikit berlebihan, mungkin karena kazuya adalah murid favoritnya.

Kazuya mengambil sebotol air dari tangan yuto,lalu meminumnya dengan cepat. ia merasa hidup kembali setelah menghabiskan air mineral itu dalam sekejap

"Arigatou,ne... Yuto,"kata Kazuya sambil tersenyum

"mana...Akira?"tanyanya sambil melihat sekeliling

yuto tersenyum lembut melihat kondisi kazuya yang tampaknya sudah baik-baik saja setelah meminum air tersebut. "you're welcome, kazuya-kun!" balasnya girang.

Lalu setelahnya kedua mata cokelatnya mencari akira, namun sayangnya ia tak dapat menemukan keberadaan anak itu. "he's not here.. Nevermind of that. Tadi kau kenapa kazuya-kun? Tiba-tiba saja mengeluh pusing, membuatku cemas saja! Syukurlah kau udah nggak apa-apa sekarang." tanyanya heran sekaligus lega.

Kazuya terdiam.,lalu menghela nafas panjang,dan menatap Yuto datar

"Aku nggak suka naik kereta begituan.."ia menunjuk roller coaster.

"Entah apa namanya..mungkin mabuk darat...atau apa ya..."gumamnya

yuto menggelengkan kepalanya, agak kaget dengan jawaban kazuya. "kau ini, seharusnya kau bilang dari tadi kalau emang nggak kuat naik roller coaster! Kalau tahu bakal begini kan, aku takkan mengajak kalian semua naik benda itu tahu!" tegasnya agak marah. Ia benar-benar mengkhawatirkan kazuya kalau boleh jujur.

Kazuya hanya mengangkat bahunya santai,"Aku tak tahu malah kalau aku lemah sama yang seperti itu!"jwabnya tegas. Kazuya itu memang gak pernah peduli dengan dirinya sendiri,perhatiannya pun sangat sedikit pada dirinya. yang ia perhatikan hanya orang lain,dan kalau untuk diri sendiri...ia lebih memilih mengurus perutnya yang selalu lapar

yuto menelan ludahnya. Ini dia, datang lagi sifat seenaknya kazuya, yang bahkan membuat yuuto tamano menjadi kesal sehingga terjadilah insiden di ruangan klub sado tempo lalu.

"tetap saja.. Kau membuatku cemas tahu! Keadaanmu tadi itu hampir sama denganku yang telah berlari sejauh 100 meter. Aku nggak mau kalau kau sampai pingsan sepertiku! Lagipula kalau kau memang benar-benar pingsan, siapa yang mau menggotong tubuhmu yang berat itu?" tegasnya lagi.

"setidaknya perhatikan sedikit saja tentang dirimu sendiri, kazuya! Takkan ada yang menyalahkanmu!" lanjutnya, memancing perdebatan.

Kazuya mengernyit kesal,dan menatap yuto dingin

"memang kenapa?!dasar menyebalkan!!!terserah aku kan?!"balas kazuya ketus

"Aku memang tak suka memperhatikan diriku sendiri!!!repot!"

dan dimulailah, entah sudah berapa kali yuto dan kazuya berdebat seperti ini. "justru aku yang kesal tahu! aku ini pendampingmu dan juga teman-temanmu, yang bertanggung jawab atas kondisi dan keselamatanmu selama berada disini! Aku berhak menegurmu seperti ini!" serunya mulai kesal.

"seharusnya kau bersyukur memiliki tubuh yang sehat! Kau tak tahu betapa sangat lemahnya tubuhku, yang bahkan bisa terluka oleh benda tumpul, bisa melepuh jika terkena air panas, tapi aku masih bersyukur bisa memiliki tubuh yang tampan dan menawan seperti ini!" yuto sudah benar-benar kesal saat ini. Untung saja kekesalannya itu tak memancing yuuto tamano keluar.

"karena itu, sebagai rasa syukurmu, kau harus menjaga kondisimu dan tubuhmu baik-baik, bukannya merasa kerepotan!"

"Dengar ya!!!aku tak pernah mau punya tubuh seperti ini!merepotkan!!lagipula aku nggak ada niat buat hidup panjng!!"balasnya tambah kesal. Ia menatap Yuto dingin dan tajam

"Urus dirimu..."katanya sambil menghela nafas

Yuto agak kaget juga mendengar jawaban kazuya. Anak itu mirip seperti dirinya--sebenarnya Yuuto--saat masih berusia 10 tahun. Saat itu Yuuto sama sekali tidak memiliki keinginan hidup, bahkan jauh lebih parah dari kazuya, karena dia sudah siap menerima kematiannya yang saat itu ia pikir akan datang sebentar lagi.

Mungkin ia dapat mengerti perasaan Kazuya, tapi tetap saja... "Huh? Kau ini benar-benar kesepian ya? Menyedihkan sekali." tukasnya dingin saat ia mengapit leher Kazuya, bermaksud pura-pura mencekiknya. "kau memang sebegitu inginnya mati ya? Kalau gitu sini, biar aku yang membunuhmu! Kau ingin kubunuh seperti apa huh? Dicekik atau ditusuk?"

Tentu saja, ia cuma bercanda, karena setelah menyelesaikan kalimatnya, ia melepaskan anak itu.

"Memangnya kau tak memikirkan perasaan orang-orang yang kau tinggalkan jika kau mati huh? Mereka pasti akan sedih, begitu juga aku. Kalau kau memang sebegitunya memikirkan orang lain daripada dirimu sendiri, jagalah dirimu demi mereka, bukan demi dirimu sendiri. Got that?" tegasnya dengan tatapan yang complicated.

"...aku tak punya siapapun di sini....tepatnya..di dunia mana pun...semua kehidupan hanyalah ilusi belaka...ilusi yang akan terhapus lagi.....dan terlupakan..."jawab Kazuya dingin

Yuto menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Kazuya. Sepertinya anak itu memiliki masa lalu yang kelam. Sama seperti dirinya. Yuto pun menghela nafasnya, "ya know what, dulu aku juga pernah berpikiran seperti itu. Aku tak punya keluarga, teman pun nggak ada, karena saat itu aku sepenuhnya adalah Yuuto, anak yang sangat nakal. Jadi buat apa aku hidup lagi?"

Ia terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku hampir saja mati kalau saja pasangan suami istri yang menjadi orang tuaku sekarang tidak menolongku. Setidaknya hal itu membuatku berpikir, walaupun sedikit, masih ada orang yang menginginkan aku hidup. Kau juga Kazuya, sekarang kau boleh mengatakan hidup itu ilusi--or whatever. Tapi suatu saat kau akan menyadari sendiri, bahwa memang ada orang-orang yang mengingkan kamu hidup." ucapnya, yang ia tahu dengan kekerasan yang dimiliki kepala Kazuya, pasti takkan kena.

"huh, kita bertukar tempat aja yuk! Kau jadi aku, aku jadi kau! Setidaknya aku masih ingin hidup lebih lama. Kepribadian ganda itu seperti bom, yang bisa meledak kapan saja. Mungkin saja beberapa menit ke depan aku akan 'mati'..." lanjutnya sambil menghela nafas panjang.

"pribadi ganda kayaknya enak,kok.."jawab Kazuya.

'Bersyukurlah dengan apa yang kau miliki saat ini..itu cocok untukmu..nggak cocok untukku..."lanjutnya dingin

"kita mau naik apa sekarang?"

Yuto mengacak-acak rambut Kazuya dan tersenyum pada anak muridnya itu. "Kau memang keras kepala. Kata-kataku tak ada satu pun yang masuk ke kepalamu. Kau bisa ngomong begitu karena kau nggak berkepribadian ganda, jadi nggak mengalami apa yang kualami. Tapi itulah yang aku suka tentangmu, Kazuya-kun!"

Benar, Yuto tidak terlalu suka jika tak ada tantangannya. Tidak akan menarik, menurutnya, jika seseorang menurut saja apa yang ia katakan.

"Oh ya, bagaimana kalau kau jatuh cinta saja, Kazuya-kun? Setidaknya rasa cinta dapat membuatmu bertahan hidup. Dengan Akira-kun misalnya? Ahhahaha!" serunya girang, sebelum ia merasa sesuatu bergetar di dalam perutnya. "Cari makan saja, yuk! Aku lapar."

Kazuya menjitak Yuto kesal

"Aku sudah punya..dia 11 tahun lebih tua,ada masalah?!"tanyanya sinis. Ia menarik Yuto

'Aku juga lapar,dan kau yang traktir!"perintahnya tegas

Yuto menyeringai mendengar jawaban Kazuya, sesungguhnya ia lumayan kaget juga. "Wow, ternyata Kazuya menyukai pria tua ya? Ahhaha, pantas saja! Kau memang butuh seseorang yang jauh lebih tua untuk menghadapi tingkahmu yang kekanak-kanakan itu!"

"Hhe? Kenapa aku mesti yang traktir?" keluh Yuto, walaupun sebenarnya ia sendiri tak masalah untuk menraktir orang. "Okay, aku yang traktir! Kita makan disana saja yuk!" serunya sambil menunjuk pada salah satu kafe yang berlambangkan cangkir kopi.