[Main RP] Chapitre 2 : Love Season

Itsuki hanya kebingungan melihat Scarlett dan Ryu. Dia tidak mengerti tentang apa yang sedang terjadi. Jadi, dia memutuskan untuk berdiam diri saja sambil masih berdiri di hadapan Scarlett dan Ryu dan juga Indira yang baru saja tiba.

"......."

Setelah Ryu datang, pikirannya agak semakin tenang. Namun tetap saja dirinya masih, masih, dan masih sangat sedih dengan kepergian Envy yang tiba-tiba. Ia lalu bangkit menuju posisi duduknya, dan melihat Indira juga ada disana.

Setelah pikirannya agak mulai cerah, ia meminta maaf pada Itsuki yang tadi sempat ia abaikan. Kemudian ia lalu menjawab pertanyaan Indira padanya. "Indira-san, Itsuki-san,
Ryu-kun... Envy menghilang...!! A-Apa kalian melihatnya dimana?"

"ada ribut-ribut apa?"tanya Sei yang datang tiba-tiba

Scarlett melihat kedatangan Seiren, dan kembali menangis karena cewek itu menanyakan hal yang sama dengan yang ditanyakan Indira. Tanpa ia sadari, ia berteriak untuk menjawab pertanyaan itu.

"AKU SUDAH BILANG TADI... ENVY MENGHILANG!!!!" teriaknya menggema ke sudut-sudut ruangan.

Saat ia menyadari bahwa dirinya telah kehilangan kendali, Scarlett menundukkan kepalanya, merasa sangat bersalah pada Seiren. "Seiren-chan... go-gomen... a-aku tidak bisa berpikir jernih karena hilangnya Envy... hiks, hiks..."

Seiren mengangguk mengerti

"bagaimana kejadiannya?bisa cerita?"

Scarlett mengangguk dan memegang tangan Ryu erat, ketika ia mulai bercerita tentang awal mula hilangnya Envy dari pikirannya.

"Sa-Saat itu... ketika Ryu-kun sedang memelukku, tiba-tiba saja suara Envy menghilang, kemudian saat kesadaranku mulai pulih, Envy tiba-tiba saja sudah tak lagi berada di dalam tubuhku! Ia menghilang! Aku tak dapat merasakan hawa keberadaannya di dalam pikiranku..." jelasnya panjang lebar, berharap agar orang-orang yang berada di depannya mengerti apa yang ia katakan.

"dia hilang...karena itu?"tanya Seiren memastika lagi.

"mungkin dia pergi..karena dia menganggap,kau bisa menyelesaikan masalahmu sekarang....dan merasa tak dibutuhkan lagi..."

"ada kalanya dia akan pergi. Tak selamanya akan abadi. Aku tahu itu menyedihkan, tapi itu juga berarti kau sudah lebih kuat." indira mengatakannya dengan seulas senyum lembut. Walau dia tidak terlalu yakin envy itu siapa.

Scarlett menunduk dan menggelengkan kepalanya. "Nggak.. Aku nggak bisa terima.. Envy.."

Ia terdiam sejenak dan melanjutkan kalimatnya. "Karena Envy-lah aku bisa berada disini.. bertemu kalian semua.. bertemu Ryu-kun.. Kalau dia tak ada maka sekarang aku pasti sudah membusuk di rumahku sendiri!!" serunya.

Scarlett kembali menangis. "Kalau tahu begini.. sebaiknya aku saja yang menghilang!!!"

"kalau begitu bersyukurlah dia ada! Jangan begitu! Hargai dia yang sudah pergi untukmu." indira geram juga melihat scarlett yang begitu.

Scarlett menggerutu. Tangisnya telah berhenti karena ia telah lelah dan matanya sudah sangat sembab.

"Tapi.." katanya, "Aku ingin Envy ada.. Bagaimana caranya dia kembali padaku?"

"Jangan menangis, envy pasti tidak akan tega untul meninggalkanmu." Ucap Ryu sambil mengelus kepala Scarlett.

Ia kemudian memeluk gadis itu.

Scarlett kini speechless. Tak ada yang tahu dan bisa membawa Envy kembali pada dirinya. Kenapa Envy meninggalkannya? Kenapa? Hal itu tak bisa diterima.

Ia begitu jatuh terperosok dalam pemikiran batinnya. Sehingga ia jatuh pingsan tepat di saat Ryu memeluknya.

Seharusnya hari ini menjadi hari yang bahagia buatku dan Envy.. Takdir begitu kejam.

"Scarlett..." Ucap Ryu , ia berusaha untuk tenang.

Scarlett kini pingsan dalam pelukannya, Ryu kemudian mengendong Scarlett dan membawanya ke kamar.

Kamar Ryu
----------------------

Ryu membaringkan Scarlett di tempat tidurnya , ia kemudian menggemgam tangan Scarlett.

"apa yang harus dilakukan sekarang? Dengan kondisi scarlett yg begini? Kalau dibiarkan, dia bisa gila." luna muncul tiba2 di hadapan ryu. Dia melihat scarlett dengan iba.

Ryu sedikit kaget dengan kedatangan Luna yang tiba-tiba, namun itu hanya untuk sepersekian detik karena ada hal yang lebih penting untuk dikhawatirkan.

"Aku akan mengembalikan Envy, bgaimanapun caranya. Maukah kau membantuku ? "

Lokasi : lorong kamar (ada berandanya ga?)


Termenung sendirian...Hari itu sangat nyaman tak ada kebisingan apapun...
anginnya sejuk~

Hanada yang hari itu sedang menikmati ketenangan sama sekali tidak tau menau apa yang terjadi di sekitarnya...karena di lorong situ sama sekali tidak terlihat satupun orang...

Lokasi: kamar ryu.

luna menggeleng, "itu bukan sesuatu yang mudah ryu. Kau mau memberikan tekanan batin sekuat apa? Envy muncul karena itu. Kau kira ini mudah? Jangan gila! Kau mau menyiksanya? Tegakah?" luna tidak setuju dengan ryu.

lokasi: lorong kamar.

indira memutuskan berjalan2 meskipun kakinya masih keseleo. Lalu dia melihat seseorang di sana, hanada.

"kenapa sendirian?"

Lokasi : Lorong Kamar

Itsuki melihat Luna dan Hanada di sebelahnya.
Itsuki menghampiri mereka.

"ng.. Halo.. ee... Luna-san, bagaimana keadaan.. ng.. Scarlett?" Tanya Itsuki.

"Tapi...." ucap Ryu terputus, ia kemudian berpikir sejenak.

Akhirnay Ryu membuat sebuah keputusan.

"Aku akan mengembalikan Envy apapun resikonya. " ucap Ryu tegas dengan sorot mata yang penuh dengan ketegasan.

"Maukah kau membantuku?"

"kau gila! Yang harus kau lakukan adalah mendukungnya, menyemangatinya! Kalau kau mau mengembalikan Envy berarti kau membuatnya tersiksa! Aku tidak akan membantumu!" Luna berkata dengan nada tinggi. Dia tidak mau mendengar ini lagi.

"Pikir yang terbaik untuk orang yang kau sayangi, bukan menuruti semua yang dia butuhkan, inginkan, dan pikirkan." Luna menambahkan lagi. Dia tidak habis pikir dengan Ryu.

"Envy merupakan bagian dari hidup Scarlett yang sangat penting. Aku tidak ingin dia menderita."

"Aku tidak ingin dia bernasib sama sepertiku." Ucap Ryu dengan sedih.

"Tolong bantu aku."

Scarlett yang terbaring di tempat tidur Ryu menggerakkan jari-jarinya perlahan. Diikuti oleh pergerakan kelopak matanya yang lama-lama, menampakkan kedua mata violetnya yang indah dan besar.

"..."

Ia terdiam sejenak menatap langit-langit, kemudian kedua bola mata violetnya menoleh ke samping, dilihatnya Ryu dan Luna yang sepertinya sedang membicarakan hal yang serius.

"Hai, Ryu-kun, Luna-chan..." adalah apa yang ia ucapkan pertama kali setelah bangun dari pingsannya.

Scarlett kemudian mencoba bangkit dan duduk. Ia merasakan kepalanya yang terasa pusing. "Ukhh..." lirihnya sambil memegang dahinya.

"tidak dengan cara itu! Jangan samakan hal ini denganmu. Ini berbeda! Kau ada agar tidak ada hal2 yg kau ucapkan tadi!" luna yg keras kepala, benar2 marah, "aku akan mengatakan tidak, apapun itu permintaanmu!"

"permisi!" dan luna pergi secepat kilat dari hadapan mereka.

Quote :

"kenapa sendirian?"

Tanya Indira yang menghampirinya...

kenapa...karena memang aku seorang diri...

Quote :

Itsuki melihat Luna dan Hanada di sebelahnya.
Itsuki menghampiri mereka.

"ng.. Halo.. ee... Luna-san, bagaimana keadaan.. ng.. Scarlett?" Tanya Itsuki.

Hanada hanya melihatnya dengan tatapan kosong, lalu kemudian membungkuk hormat

konnichiwa...