[Main RP]Chapitre 1: Luna

Mendengar penjelasan Luna, Scarlett sedikit terharu. Memang ia merasa akhir-akhir ini para penghuni Azure tidak terlalu dekat dan sering sekali beradu mulut. Ia teringat saat dirinya, sebenarnya Envy yang melakukannya, beradu mulut dengan Shawn hingga menyebabkan lehernya yang menjadi korban. Kemudian saat-saat ia bersama Ryu benar-benar menyakitkan hati. Ia ingin marah dan kesal pada Ryu, tapi tak bisa.

"Aku bisa mengerti..." ucapnya pelan. Benar, apa kata Luna, semua penghuni Azure adalah keluarga. Masing-masing harus bisa saling mengisi dan memahami. Para penghuni Azure mau tidak mau adalah keluarga kedua baginya. Ah, ia jadi kangen ayah dan ibunya.

Namun apa yang ia pikirkan semakin diperparah dengan kata-kata Ryu yang mengatakan bahwa cowok itu akan pindah sebulan lagi. Itu berarti sebulan lagi Ryu akan pergi meninggalkannya dan takkan bisa bertemu lagi. Ia semakin tak mengerti.

"Kenapa jadi begini...?" ucapnya pelan. Ia lalu menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air mata yang keluar dari kedua mata violetnya, tepat di saat Vaness datang dan mengatakan hal-hal yang aneh dan tidak masuk diakal, bahwa Luna adalah hantu. Ia tertawa sedikit berkatnya. Syukurlah.

"...Scarlett..."

Di dasar hatinya, Envy benar-benar tak tega melihat Scarlett yang sangat terluka seperti ini. Namun ia sendiri tak tahu harus berbuat apa. Karena ia juga sama-sama sakit hati, walaupun Envy jauh lebih tegar daripada Scarlett. Namun tetap saja, keduanya sangat dibingungkan dengan keadaan dan sangat tersiksa dengan rasa sakit yang mereka rasakan di hati mereka masing-masing.

Sayangnya, seseorang yang dapat menenangkan mereka berdua dan membuat mereka bahagia, Yuto Siegfierd, tidak ada di Prancis ini. Dan tidak mungkin bagi mereka berdua untuk kembali pulang ke Jepang untuk bertemu Yuto. Jadi please, seseorang, tolonglah mereka berdua! Sebelum mereka berdua menjadi hilang akal karena terlalu sakit hati.

"un...habis...kalau orang biasa tidak mungkin menggerakkan benda tanpa menyentuhnya...jadi ya...kesimpulan dariku cuma itu, Shawn...Vaness juga bingung." katanya pada Shawn sambil memainkan saputangan yang dia pegang.

"jadi...alasan Luna apa?" tanyanya

"aku sudah jelaskan. Kalau kan keluargaku!" luna masih menangis. Lalu, luna berhenti menangis saat dia disebut hantu. Dia tidak mau dianggap hantu.

"bukan! Aku bukan hantu... Aku... Aku... Penjaga apartemen ini." ujar luna.

"aku sudah jelaskan. Kalau kan keluargaku!" luna masih menangis. Lalu, luna berhenti menangis saat dia disebut hantu. Dia tidak mau dianggap hantu.

"bukan! Aku bukan hantu... Aku... Aku... Penjaga apartemen ini." ujar luna.

" Aku percaya kau penjaga apartemen ini." ucap Ryu sambil menghapus airmata Luna dengan sapu tangannya.

"Lebih baik kita sudahi saja masalah ini." Ucap Ryu datar .

"Luna..." Shawn memulai pelan.

"Mungkin... seperti kata Seiren tadi... kau... mau main...?" tanya Shawn pelan.

"Mungkin... selama ini kau tidak pernah datang dan berbicara dengan kami... jadi kau kesepian...?" tanya Shawn lagi.

"Kalau misalnya itu masalahnya... datang saja ke tempat kami berkumpul... kau juga penghuni tempat ini, kan...? Tidak masalah kalau kau datang saja ketengah-tengah kami... ya kan, semua...?" Shawn memutarkan kepalanya untuk melihat semua orang disana, dan melihat kejanggalan.

Scarlett gemetar, terlampau gemetar.

"...Kanojo wa!" Shawn menunjuk Scarlett dengan tangannya yang bebas, sementara tangan satunya lagi menahan Seiren di pangkuannya."

Scarlett mendengar kata-kata Shawn. Luna merasa kesepian, Luna tak ingin para penghuni azure terpisah-pisah, dan Luna berkata kalau para penghuni azure adalah keluarga. Scarlett sangat mengerti hal itu semua. Setelah mengusap air matanya, wajahnya bangkit untuk menatap Luna. "I understand it Luna-chan. I really do understand what you feel about us. So don't cry anymore.." ucap Scarlett sambil terisak.

Okay, Scarlett sangat serius saat berkata demikian. Tapi justru malah dia yang menangis akhirnya. Air matanya mengalir deras keluar dari kedua mata violetnya. Ia berusaha untuk menghentikam tangisnya dengan mengusap lagi air matanya. Namun tak kuasa. Hatinya benar-benar sudah dirundungi kesedihan dan rasa sakit hati yang mendalam.

"Huwee.. Otou-san ni aitai! Aku ingin ayahku! Huwee.."

Clark langsung melepas luna dan menenangkan scarlett dengan memeluknya.

"baiklah, masalah selesai. Kami tak bermaksud begitu luna. Kalau begitu datanglah pada kami dan hangatkan suasana. Itu juga salah satu tugasmu kan." clark tersenyum lembut sambil masih memeluk scarlett.

luna akhirnya tersenyum dan meminta maaf. Setelah itu luna menghampiri ryu.
"ryu, jangan bohongi lagi dirimu dan semua orang di sini. Memang tujuanmu sebenarnya apa?" luna tersenyum dan menggenggam hangat tangan ryu. "kau menyiksa dirimu dan dia." luna menunjuk scarlett. "kau tak bisa bohong padaku ryu. Takkan bisa."

oot: yak! Page 25 ditutup chapitre 1.

"Hhh..." Shawn menarik nafas lega, dan kembali memeluk Seiren yang masih tidur di pangkuannya.

Sementara itu, Seiren bangun di pangkuan Shawn.

"Em... emm... aku dimana...??? Eeeeh?? Scarlett-san kenapaa???" tanya Seiren ,yang lalu menoleh untuk melihat Shawn.

"S...Shawn... Scarlett-san kenapa...?"

"Aku tidak pernah membohongi kalian. Aku hanya merahasiakannya. Aku tidak ingin orang mengasihani diriku." Ucap Ryu kepada Luna.

"Merci Luna." Bisik Ryu kepada Luna.

"tapi kau masih membohongi perasaanmu." ujar luna. "ya kan? Soal para gadis."

"memang, kamu ingin pindah karena apa? Dulu kamu sangat ingin di sini."

*plok*

"oh..jadi begitu...ini semua terjadi karena luna merasa kesepian...kenapa luna ga bilang dari dulu sama kita-kita?" kata vanessa sambil tersenyum manis.

"kamu kan pemilik Azure! jelas kamu bisa datang dan bermain dengan kami kapan saja. ya kan semuanya?" katanya. lalu dia tersenyum geje dan memeluk Luna.

"asiiik....jadi kapan-kapan aku bisa nginep sama Luna-chan dong? boleh kan? nee???" pintanya.

dasar vanessa, tidak tahu situasi.

"... Mungkin kau benar."

"Aku pindah kesini karena aku ingin melarikan diri dari semua kenangan tentang dia. Aku tidak sanggup untuk menahan beban itu." Ucap Ryu dengan suara lirih.

"kalau begitu, tinggallah di sini. Mulailah hidup barumu... Di sini. Kami akan membantumu, ryu." ujar luna dengan senyum.
"terima kasih juga vanessa." luna membalas pelukan vanessa.

Clark memeluk Scarlett untuk menenangkannya. Awalnya ia masih merasa sedih namun pelukan Clark mampu membuatnya tenang. Aura kehangatan Yuto ternyata juga dimiliki Clark. Scarlett memeluk balik pria itu seraya berkata sesuatu padanya. "Clark otou-san, arigatou!"

Tunggu, Scarlett memanggil Clark dengan embel-embel 'ayah'? Ah sudahlah. Lagipula semuanya juga sudah selesai.

Masih dalam pelukan Clark, Scarlett menatap Luna dan Ryu. Semua orang yang ada disini membelanya. Ia senang. Tapi ia juga tak ingin Ryu didesak seperti itu.

"Minna, sudah jangan desak Ryu-kun seperti itu! Please!" pintanya, "Daripada itu, bagaimana kalau sekarang kita merayakan kedekatan kita sebagai 'sebuah keluarga'? Ayo kita adakan pesta!" serunya antusias. Yah, sekaligus mencerahkan suasana hatinya juga.

oot: ayo Luna! Buat chap 2 nya!!

"Ada yang harus kuselesaikan lebih dahulu di Inggris."

"Aku berjanji aku akan kembali kesini setelah surusanku selesai." Ucap RYu sambil mengelus kepala Luna.

OoT: tunggu ah! Ampe ryu jawab. Ampe urusan kalian clear. Ruwet urusan scarlett-ryu.

"hee? Kau memanggilku apa?" clark aneh karena ada embel2 di belakangnya.

"sepertinya luna dan ryu sedang bicara serius, berdua. Ayo kita buat pesta kembang api!" ujar clark.

OoT: tunggu ah! Ampe ryu jawab. Ampe urusan kalian clear. Ruwet urusan scarlett-ryu.

"hee? Kau memanggilku apa?" clark aneh karena ada embel2 di belakangnya.

"sepertinya luna dan ryu sedang bicara serius, berdua. Ayo kita buat pesta kembang api!" ujar clark.

oot: yah.. sebenarnya sy sndiri jg bingung soal kelanjutan hub scarlett-ryu. susah bgt ngehadepin ryu soalnya. ah, sudahlah.

Scarlett lalu mendengar kata-kata Clark. Ia lalu balik menatap pria itu dan memeluknya lagi. "I love you as my father, Clark-san! Hhehe! Mulai sekarang aku panggil ayah nggak apa-apa ya?" tanyanya antusias. Ia senang karena bisa menemukan 'ayah'nya di apartemen ini.

Kemudian kedua mata violet Scarlett menatap Ryu. "Pikiranku sudah lumayan cerah sekarang! Kalau Ryu-kun mau pulang kembali ke Inggris, pulanglah, tapi setelahnya kembalilah ke sisiku. Aku akan setia menunggumu disini." ucapnya dengan wajah memerah dan jantung yang berdebar-debar. Bagaikan seorang istri yang merelakan kepergian suaminya dan akan menunggu sampai suaminya pulang lagi ke sisinya. (Lebay desu! I knew it)

Scarlett lalu tersenyum, "Ayo kita pesta!!" serunya bersemangat.

oot: ruwet y g selesai" kebalikan total sama Shawn-Seiren yg selesai semalam =w= emang Ryu nya ruwet sih @_@

"Hua, pesta!" seru Seiren senang, ia lalu jalan mondar mandir sambil melihat kemana-mana

"Dimana, pesta, dimana??" Ia lalu mendekati Scarlett yang paling dekat dengannya.

"Pestanya dimana??" tanyanya dengan wajah polos.

"maaf ya, selama ini aku harus lembur dan menginap di kantor..." Milles mendadak muncul, seoalh muncul dari ketiadaan..

"barusan aku mendengar kata 'pesta'? kapan dan di mana?"

Milles sebenarnya sedikit menyesalkan kesibukan yang membuatnya tidak dapat banyak bergaul dengan para penghuni azure...

OOT: sorry baru balik, tugas banyak banget nih

Quote :

"I love you as my father, Clark-san! Hhehe! Mulai sekarang aku panggil ayah nggak apa-apa ya?"

Vanessa menatap Scarlett dengan tatapan tidak percaya. ayah? apa tidak salah?

"wah-wah, Clark..sepertinya kamu punya anak nih...apa aku harus menggunakan nama 'Vanessa Campbell' ya??" bisiknya pada Clark dengan nada iseng.

mendengar kata 'pesta', vanessa menyambutnya dengan semangat. "hee? pesta? dimana? Luna ikut yuuk~" katanya. "boleh kan Clark?"

"tentu saja luna ikut. Nanti sore di taman." clark melingkarkan tangannya di pinggang vanessa. "selamat datang mr. Milles. Sudah lama juga kau tak pulang."

"kau serius mau jadi vanessa campbell? Bagainana kalau kulamar sekarang?" clark menggoda vanessa, tapi juga serius.

Kedua mata violet milik Scarlett terbelalak ketika mendengar dan melihat perkataan Clark dan Vaness. Sebenarnya ia tak begitu mengerti karena kepolosannya dan ia malah menyetujui ucapan Clark.

"Eee ayah mau nikah sama Vaness-san?? Kekkon omedetou gozaimasu! Tapi kalau begitu Vaness-san jadi 'ibu'ku dong?" Scarlett lalu terdiam sejenak, tampak berpikir. "Aaa Good idea! Kalau begitu mulai sekarang Vaness-san juga kupanggil ibu! Menggantikan Sheera okaa-san (mumpung PMnya sama)! Iya ya?" serunya girang.

Ia lalu berbalik menatap semuanya. "Minna ayo kita pesta! Untuk merayakan Clark otou-san dan Vaness okaa-san yang sebentar lagi mau nikah! Let's party!"

melamar...

menikah....

????

*!*

"EEEEH????" Vanessa yang rada-rada lemot langsung terkejut mendengar kata-kata Clark. wajahnya merah. "eh, nah loh..eh, etoooo......ah~ tuh kan muka aku merah!! clark suka iseng deh...." katanya sambil menyembunyikan wajah merahnya di pelukan Clark.

lalu dia berbisik, "tentu saja aku mau, dasar...."