New House, New Life

Laki-laki itu menghentikan motornya didepan bangunan yang menjulang tinggi didepannya. Dia turun dan melepaskan helm yang digunakannya. Rambut hitamnya langsung terlihat karena cahaya matahari siang itu.

"Jadi ini Azure apartment...." Laki-laki itu hanya berdiri dan melepaskan kacamata hitam yang dia pakai. Dia berjalan kearah dalam apartment itu.

Udara yang dingin menyelimuti Apartment tempat laki-laki bernama Nicholas Albana ini. Saat itu Albana sedang berjalan didepan Azure's apartment, dengan sweater warna cokelat yang Ia kenakan, Albana mendekati sesosok pria bermotor tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu?," tanya Albana kepada pria tersebut, masih dengan senyum tipisnya.

Quote :

"Ada yang bisa saya bantu?,"

Laki-laki itu menoleh kearah suara yang sepertinya memanggil namanya. Seorang laki-laki menghampirinya dan menanyakan adakah yang bisa dia bantu. "Ya, aku adalah penghuni baru di sini. Tetapi aku tidak tahu harus kemana..." Jawabnya dengan senyum tipis seperti biasa.

Quote :

"Ya, aku adalah penghuni baru di sini. Tetapi aku tidak tahu harus kemana..."

Hal tersebut berhasil membuat Nicholas Albana ini menjadi pusing, diapun mulai menggarukan kepalanya. "Hehe, apa kamu sudah resmi menjadi penghuni disini?," tanya Albana lagi ke pria bermotor itu.

Quote :

"Hehe, apa kamu sudah resmi menjadi penghuni disini?,"

Alex hanya diam sambil berfikir akan sesuatu. "Resmi? Kalau maksudmu adalah test aneh itu, aku sudah menyelesaikannya." Jawab Alex sambil melihat laki-laki itu.

Quote :

"Resmi? Kalau maksudmu adalah test aneh itu, aku sudah menyelesaikannya."

Albana terdiam dan mulai berfikir. "Kalau kamu sudah menyelesaikan test tersebut, biasanya langsung ditunjukan kamar yang akan kau huni," jelas Albana kepada pria bermotor itu, masih dengan senyum tipisnya.

Quote :

"Kalau kamu sudah menyelesaikan test tersebut, biasanya langsung ditunjukan kamar yang akan kau huni,"

Alex mencoba untuk mengingat kejadian di tempat itu beberapa hari yang lalu. Ah, tentu saja Perempuan bernama Luna itu menunjukkan kamarnya kepada dia. "Ah, benar juga... Maaf, aku sering sekali cepat melupakan sesuatu..." Jawab Alex sambil sedikit membungkukkan badannya.

Pria bermotor itu pun membungkukkan badannya.

Quote :

"Ah, benar juga... Maaf, aku sering sekali cepat melupakan sesuatu..."

Masih dengan senyum tipisnya, Albana memperkenalkan dirinya didepan pria bermotor tersebut. "Nicholas Albana, Family room 2nd floor. Salam kenal.".

rena berdiri di depan pintu seorang penghuni baru *tok tok* rena mengetuk pintu seperti biasa "permisi ada orang di dalam" ujarnya sambil mengetuk pintu di selang ia bergumam "apa benar ini kamar alex" ujarnya.

Quote :

"Nicholas Albana, Family room 2nd floor. Salam kenal."

Alex tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Alex Beschwisp, single room lantai 1." Jawabnya dengan seutas senyuman.

Alex berjalan menuju ke koridor yang menghubungkan kearah kamarnya. Tetapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang perempuan yang ia kenal. "Hirasawa.... Rena..." Alex terkejut dan tidak meneruskan langkahnya.

setelah lama tak ada jawaban rena melihat ke arah lain dan terlihat wajah seorang laki laki yang tidak lain adalah alex sepupunya "a-a-alex" ujar rena kaget "apa kau tinggal di kamar ini" ujar rena sambil menunjuk pintu yang ada di depannya.

Sejenak dia hanya terdiam melihat perempuan yang ada didepannya. Tidak pernah ada keluarga dari ayahnya yang mau bertemu dengannya selain keluarga Hirasawa.

Quote :

"apa kau tinggal di kamar ini"

Alex hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan ekspresi yang berarti. "Ya, aku baru saja pindah ke tempat ini...." Jawabnya.

rena hanya tersenyum melihat sepupunya yang sepertinya kaget. "oh jadi benar kabar yang aku dapat dari kaguya neesan" ujarnya sembil memasukan tanganya yang kecil ke dalam saku," kalo begitu bagai mana kalau kita mengobrol di dalam kamar mu?" usul rena.

Quote :

" kalo begitu bagai mana kalau kita mengobrol di dalam kamar mu?"

Alex hanya diam dan mengangguk. "Baiklah... Tetapi aku harus membereskan kamarku karena barang-barangku lumayan banyak." Jawabnya sambil membuka pintu itu.

"Kau tidak keberatan untuk menunggu?" Tanyanya.

Sian Li berlari menuju kamarnya. Raut muka kesal terpapar jelas di wajahnya, bahkan musik yang selalu dia dengarkan melalui headset-nya tak bisa menenangkannya.

Ah, dosen menyebalkan! Kenapa sih ia harus meminta rancangan program yang sengaja ia tinggal tadi pagi? Dia kan jadi harus bolak-balik kampus-azure!

Sian sama sekali tidak memperhatikan siapa saja yang dia lewati. Gadis yang mewarisi wajah oriental dari ayahnya itu baru berhenti di samping pintu kamarnya. Tangan kiri menggenggam buku dan tangan kanan merogoh saku jaketnya untuk mencari kunci kamarnya.

Barulah ketika ia berhasil memutar kunci dan membuka sedikit pintunya, ia terpaksa berbalik karena bolpennya jatuh. Sian berlari memungutnya dan...

"Alex?"

Quote :

"Kau tidak keberatan untuk menunggu?"

rena diam sejenak "aku tidak keberatan tapi mengapa tingkahmu sedikit berubah sih?" tanyanya sedikit binggung "ah tapi bagaimana kalo aku membantumu membereskanya?" ujarnya lagi.

Quote :

"aku tidak keberatan tapi mengapa tingkahmu sedikit berubah sih?"

Alis Alex terangkat mendengarnya. "berubah bagaimana? Sepertinya sifatku seperti ini sejak dulu...." Jawab Alex melihat Rena.

Quote :

"ah tapi bagaimana kalo aku membantumu membereskanya?"

"Tidak usah, barang-barang yang aku bawa berat dan besar, kau duduk saja..." Jawab Alex menunjuk kursi yang sudah diletakkan disana.

Rena hanya mengangguk "ah baik lah" ujar Rena. "tapi sikap mu memang berubah dulu kau tidak seperti ini" ujar Rena polos. Lalu Rena duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh sepupunya Alex

"hanya perasaanmu..." Alex hanya tersenyum tipis dan membersihkan semua tempat yang ada disana. Lalu di meja yang lumayan besar itu, Alex menaruh komputer dan beberapa alat yang biasa dia gunakan untuk menghack dan membuat program yang diminta kliennya.

"Lalu... Disini kau tingal dengan siapa?" Tanyanya pada Rena.

Quote :

"hanya perasaanmu..."

Rena tersenyum "yah mungkin cuma perasàn ku " ujar rena dengan sedikit tertawa riang.
"Lalu... Disini kau tingal dengan siapa?"[/quote] "aku tinggal sendiri disini, emank kenapa alex kun?" tanya Rena sedikit penuh tanya dibenaknya.

Quote :

"aku tinggal sendiri disini, emank kenapa alex kun?"

"Tidak... Seingatku kau punya saudara kan? Namanya Hirasawa Kaguya..." Jawab Atsuki sambil menaruh buku-buku di laci yang ada disebelah meja yang ada komputernya.

"Dia tidak tinggal bersamamu?" Tanya Atsuki pada Rena.

Quote :

"Dia tidak tinggal bersamamu?"

Rena tersenyum "kaguya neesan kan sedang sibuk dengan band yang ia rintis" ujar Rena. Rena berdiri "lagian Neesan juga punya rumah sendiri" ujarnya.