[RP] New Life of Azure

Cielle yang disapa oleh scarlett pun dengan cepat membalas ojigi yang dilakukan perempuan itu. "halo juga scarlett san" sapa cielle sambil tersenyum.

Mendengar pertanyaannya dijawab oleh sang pemain piano maka cielle pun kerasa puas. "angela? Nama yang bagus" katanya pelan.

Cielle melihat bahwa mereka akan melakukan duet, maka cielle pun mundur dan duduk di lantai. Bersiap mendengarkan lagu yang dimainkan. Selain itu ia mengetahui lagu yang akan dimainkan. Salah satu lagu favoritnya juga. Maka ia pun duduk dengan kaki bersilang dan dengab tenang menunggu lagu dimulai.

Quote :

"Wah, pasti itu lagu yang indah."

Quote :

"Itu karena permainanmu yang lembut. Bukankah begitu, Nona Pianis."

Angela tertawa misterius menanggapi mereka berdua. Kencana belum tahu sih. Tapi sebentar lagi ia akan tahu. Dan Ryuu, sebaiknya kau tidak main-main dengan lagu ini.

Quote :

"Aku pernah memainkan lagu tersebut. Ayo kita coba."

Quote :

"Ryu-kun ganbatte!"

Angela menelengkan kepala, mengamati Scarlett. Itu bahasa Jepang. Mengenali penggunaan partikel "-kun" yang gadis itu tempelkan di belakang nama Ryuu, Angela memahami hubungan di antara keduanya sudahlah dekat. Hm, ternyata banyak yang berubah setelah beberapa tahun berlalu.

Angela mengangguk hormat singkat pada setiap orang, kecuali Ryuu. Khusus kepada Ryuu, Angela memberikan pandangan singkat yang berarti permainan mereka akan dimulai sesuai aba-aba Angela. Dan kemudian Angela memulai.

Edgar, sonata violin dan piano; lagu bertemakan kepahlawanan.

Scarlett memejamkan kedua mata violetnya. Hendak mendengarkan dan menghayati dengan seksama alunan nada yang akan dimainkan oleh dua orang seniman terhebat di Azure ini, pianis dan violinis.

"Ganbatte Angela-san mo!" serunya pelan, tidak ingin memecah konsentrasi Angela.

Kencana mendengarkan duet Ryuu dan Angela dengan tenang sambil tetap memeluk Usagi-chan. Lagu ini terdengar begitu indah di telinganya.

"Wah, permulaan yang bagus."

Kencana memutuskan untuk menyimpan kata pujian setelah mereka berdua selesai.

Guin yang sedang berjalan-jalan menjelajah apartemen pun turut mendengar 'duet maut' Ryu dan Angela. Merasa terpanggil oleh alunan musik tersebut, Guin pun berjalan menuju tempat asal suara.

"Indah sekali! Siapa yang memainkannya ya?" pikirnya.

Dengan penasaran, Guin mengintip dari pintu kamar Angela dan terpukau melihat betapa lihainya Angela dan Ryu memainkan alat musik mereka masing-masing.

Ryu merasakan sesuatu yang berebda, melodi mengalun memenuhi seluruh kamar. Menciptakan harmoni yang sangat kuat seolah tak dapat dipisahkan, keajaiban musik yang sangat hebat. Mampu mempertemukan 2 orang yang berbeda sekaligus memisahkannya.

Berduet dengan Angela mempunyai kebanggaan sendiri bagi Ryu, karena nama Angela sudah cukup terkenal di dunia musik klasik.

Kencana terpesona melihat duet Angela dan Ryuu. Baru kali ini dlihatnya wajah serius Ryuu bermain biola. Ia menopang wajahnya dengan kedua tangan.

Wah, wah, ternyata kalau dilihat begini Ryuu ganteng juga. Sayang sudah pacar, padahal tipeku, pikirnya usil.

Angela melambungkan kesepuluh jarinya dengan lembut ketika ia mengakhiri permainannya. Meski dilakukannya dengan agak nakal, sama sekali tidak merusak keindahan musik puluhan bahkan ratusan tahun usianya itu.

"Bravo!" Angela memberikan tepuk tangan pada Ryuu. "Ternyata kemampuanmu tidak berkarat ya?" Kemudian dia melompat berdiri seakan kursinya tersengat listrik, menyadari betapa ramainya kamar barunya kini. "Astaga, saya lupa. Maaf, saya tidak punya apa-apa untuk disajikan!" Dia meminta maaf dengan penuh penyesalan.

Yah, dia baru saja pindah, belum menikmati kamarnya sendiri selama satu jam, penghuni yang lain sudah beramai-ramai bertandang ke kamarnya ini. Dia bahkan sudah lupa total pada kopernya yang tergeletak begitu saja di tengah-tengah koridor pendek di antara ruang piano dengan ruang tamu. Dan dia bahkan belum melihat kamarnya. Mana mungkin ia sempat membeli makanan ringan untuk disajikan pada tamunya?

Kencana bertepuk tangan ketika Angela dan Ryuu mengakhiri permainannya.

"Luar biasa sekali, Ryuu-san, Angela-sensei! Kalian bisa membuka konser, lho."

Guin ikut memberikan applause dari ambang pintu.

"Wow, hebat! Kalian keren sekali!" serunya sambil melangkah masuk ke kamar Angela. Sebenarnya dia merasa segan karena masuk ke kamar orang yang belum mengenalnya. Tapi justru karena itulah, ia masuk untuk berkenalan dan beramah tamah.

Guin mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Angela.
"Selamat siang. Kenalkan, namaku Gânia Heddychlon, panggil saja aku Guin."

"Kapan-kapan ajari aku main piano ya, Sensei! Hehehe." tambahnya.

Cielle tersadar dari lamuannya. lagu indah itu membawanya menuju alam lain sepertinya

'tidak ada yang bisa diharapkan lebih dar musisi ternama Angela dan Ryuu, bahkan permainanku pun sepertinya... kalah.. jauh' pikir Cielle sambil berdiri dan menghampiri Angela.

"bravo! seperti apa yang di harapkan dari seorang musisi ternama" puji Cielle sambil bertepuk tangan.

ia menyukai musik yang di mainkan tadi. nadanya terpancar keluar. melodi demi melodi, nada demi nada, semuanya mengekspresikkan lagu itu dengan sangat baik.

"Saya berharap bisa mendengarnya lagi kapan-kapan, Angela san, Ryuu san" kata cielle lagi.

Angela terkesiap mendengar tepuk tangan meriah dari mereka semua. Ya, bukannya tidak mengharapkan, tapi Angela mengira Ryuu yang lebih pantas mendapat tepuk tangan. Ah, entahlah. Toh Angela sudah terbiasa mendengar gemuruh tepuk tangan dan ekspresi puas para penonton. Hanya saja, tak pernah hingga sedekat ini.

Quote :

"Luar biasa sekali, Ryuu-san, Angela-sensei! Kalian bisa membuka konser, lho."

Angela tertawa mendengarnya. "Kau bisa saja."

Quote :

"Saya berharap bisa mendengarnya lagi kapan-kapan, Angela san, Ryuu san"

Angela mengedipkan matanya. "Berdoa saja kesempatan itu akan datang." Lalu dia memberikan senyuman lembut pada Ryuu, "Aku akan selalu menantikan kesempatan seperti ini."

Quote :

"Wow, hebat! Kalian keren sekali!"

Angela secara spontan menoleh ke arah pintu. Sesosok gadis telah berdiri di sana memberikan applause, kemudian masuk untuk menghampirinya.

Quote :

"Selamat siang. Kenalkan, namaku Gânia Heddychlon, panggil saja aku Guin. Kapan-kapan ajari aku main piano ya, Sensei! Hehehe."

"Oh, hai, Guin," Angela menjabat tangannya dengan gaya anggun seorang wanita. "Err, tentu saja boleh. Tapi, maaf, untuk sekarang ini aku tak punya apa-apa untuk menjamu kalian."

DDD:

cielle tertawa mendengar jawaban angela.

"sayang sekali angela san kemampuan saya tidak cukup untuk bisa bermain dengan anda" sesal cielle sambil tersenyum.

"saya benar-benar berharap kesempatan itu akan tiba lagi"

Kencana tersenyum melihat Angela telah dikelilingi banyak orang. Terus terang dia tidak menyangka akan banyak penghuni Azure yang datang.

"Wah, Angela-sensei jadi populer di sini."

"Mungkin nanti kita bisa mengadakan konser bersama lagi." ucap Ryu sambil menurunkan biola dari pundaknya dan tidak lupa ia membalas senyuman Angela dengan senyuman pula.

"Lebih tepatnya ia sudah sangat terkenal di dunia musik klasik." Balas Ryu menimpali ucapan Kencana.

Kencana menoleh pada Ryuu. Ia baru sadra bahwa ia belum memuji permainan Ryuu juga.

"Oh begitu, ya. Tapi permainan Ryuu-san juga tidak kalah bagus, kok," kata Kencana.

Di tengah keramaian itu, Angela jadi bingung. Dia tak bisa mengikuti pembicaraan banyak orang. Dia hanya berdiri di sana seperti patung cantik.

Dari pada keramaian, sebenarnya saat ini dia mengidamkan ketenangan. Dia baru saja tiba setelah menempuh perjalanan jauh dan ia menyesal tak bisa menjamu mereka layaknya tamu. Dua kali ia sempat mengulang kata-katanya, tapi tak ada yang mendengarnya.

Dia ingin sekali bisa mengatakan semua itu, tapi ia tak bisa. Angela hanya bisa mengharapkan seseorang mengerti keletihannya itu.

OOT:

Spoiler:

Kencana bangkit berdiri dan menghampiri Angela-san sambil menggendong Usagi-chan.

"Aku sangat beruntung telah mendengar permainan Angela-sensei. Aku ada keperluan, jadi aku permisi dulu, ya."

Kencana membungkukkan badannya sedikit. Ia membuka pintu dan berlalu.
_______
OOT : Kencana = out.

"Sampai juga Kencana."

"Angela, bagaimana kalau sekarang kita mulai merapikan barang-barangmu?"

Rena berdiri di depan pintu apartemen penghuni baru *tok tok* rena mengetuk pintu "permisi" ujar rena di balik pintu penghuni baru itu.

"Angela, bagaimana kalau sekarang kita mulai merapikan barang-barangmu?"

Angela melirik koper merah dan sekeliling ruangan. Dengan sekali helaan nafas ia menjawab, "Ya, sebaiknya begitu."

Kemudian terdengar suara ketokan pintu dan dilihatnya seorang gadis kecil telah berdiri di sana, menyapanya, "permisi."

"Hai," Angela tersenyum dan memberinya isyarat masuk.