[RP] Concert

OOT: harap diingat, Anda sedang berada di dalam konser, bukan panggung musik yang mengizinkan Anda untuk memberikan applause sewaktu-waktu. Applause diberikan ketika si pemain sudah membungkuk hormat kepada penonton. Ini sudah jadi tata kramanya lho.
Page terkait tentang lagu: http://www.imeem.com/people/xwWeohY/music/IQq9bkqq/2-chopin-heroic-polonaise/

==============================================

Sunyi kembali.

Schubert telah selesai dimainkan. Angela menghembuskan nafas panjang, bersyukur atas keberhasilan permainannya. Dia bersiap untuk memainkan lagu berikutnya, ketika tiba-tiba terjadi kegaduhan di bangku penonton. Beberapa di antara mereka kelepasan memberikan applause, membuat para petugas keamanan memberikan sinyal pada mereka agar menguasai diri dan tetap diam karena masih ada satu lagu berikutnya yang akan dimainkan, sebelum akhirnya para anggota orkestra masuk.

Agak berkeringat, konsentrasi Angela dibuyarkan oleh kegaduhan sejenak itu. Matanya menelusuri ke arah penonton, sembari mengulur waktu untuk bernafas sejenak agar bisa mengambil kembali daya konsentrasinya.

Matanya melebar sedikit ketika melihat sepasang pemuda dan pemudi di bangku penonton. Angela bisa mengenali Ryuu di sana, maka si gadis yang sedang berdiri itu pastilah Scarlett. Angela menyamarkan wajah tertawanya, ia tahu Scarlett pastilah baru saja menjadi satu dari sekian banyak penonton yang memberikan applause tidak pada tempatnya. Angela mencoba memahami mereka, yang masih awam terhadap konser.

Setelah kesunyian kembali tiba, Angela pun dapat menguasai dirinya dan membawa dirinya ke dalam dunia penuh konsentrasi sekali lagi. Dunia yang hanya bisa dilihat dalam kepalanya sendiri.

Ia memejamkan mata sejenak, sembari meletakkan kesepuluh jemarinya di atas tuts piano tanpa sedikitpun memberikan suara.

Dalam sekali helaan nafas, beberapa nada langsung dihasilkan dalam waktu bersamaan seperti sebuah sentakan nada, kemudian disusul oleh rangkaian nada berikutnya yang terdengar seperti gemerincing bel. Inilah Chopin - Heroic 'Polonaise' Op. 53.

Dimulai dari nada yang kuat, kemudian terdengar seperti balada di tengah-tengah lagu, kemudian bunyinya melemah, lalu menguat lagi, dan melemah lagi. Lalu kebali ke nada awal yang bergemerincing mengalun. Hingga nada-nada kompleks terakhir yang membutuhkan kelenturan otot jari ketika memainkannya.

Angela memainkannya dengan sempurna. Kali ini hall benar-benar sepi, tak ada applaus salah waktu. Geli, Angela bangkit dari bangku kecilnya dan berdiri tegak menghadapi ratusan penonton di hadapannya itu, kemudian membungkuk dalam-dalam.

Saat itulah, applause diberikan.

Kemudian Angela berjalan meninggalkan panggung, diikuti suara sang pembawa acara yang mengumumkan akan adanya break sejenak sebelum lagu terakhir yang akan dibawakan Angela bersama sebuah grup orkestra.

"Ayo." ucap Ryu. Ia kemudian bangkit dari kursinya menemani Scarlett ke belakan panggung. Dengan posisi Ryu tidak alan ada kesulitan untuk pergi kesana tentunya. Ryu juga memaklumi jika Scarlett memberikan tepuk tangan pada tempat yang salah.

Belakang panggung
------------------------------------------------------------------------------------

"Selamat malam nona Virtuoso." Ucap Ryu memberi salam kepadanya.

OOC: waw saya di-warn (>,<)v momod kok kena warn ? (tama is momod nggak baleg desu) ya udalah namanya juga innocent girl XD

Mungkin Scarlett memberikan applause di saat yang tidak tepat. Yah, namanya juga Scarlett, selalu melakukan sesuatu yang aneh di saat yang tidak tepat. Sudah tidak asing lagi bagi diri seorang Scarlett untuk melakukan kecerobohan yang sedikit memalukan.

Seperti dulu ketika ia terjatuh menimpa seluruh makanan para penghuni Azure ketika mereka semua piknik ke danau. Dan sekarang pun, begitulah, ini yang kedua kalinya bagi Scarlett untuk menonton sebuah konser.

Sudahlah lupakan.

"Hhe?!" responnya ketika Ryu mengajaknya ke belakang panggung. Tanpa basa-basi lagi Scarlett segera mengikuti Ryu untuk menemui nona Angela sang pianis yang ahli.

Quote :

"Selamat malam nona Virtuoso."

Angela baru saja selesai meminum air segar yang disediakan di belakang panggung ketika ia mendengar panggilan itu. Secara spontan ia menoleh dan menemukan Ryuu berjalan menghampirinya dengan Scarlett di belakangnya.

Pipi Angela merona merah melihat kedua sahabatnya itu datang menonton konsernya. Dia gembira sekali sampai tak bisa mengendalikan lebar senyumnya. Dia berlari menyongsong keduanya, "Hei! Kalian datang!"

"Tentu saja. Bagaimana mungkin aku melewatkan konser seorang pianis muda berbakat."

"Kau akan memainkan apa untuk lagu terakhir?" ucap Ryu. Ia kemudian memperhatikan suasana di sekeliling backstage ini yang cukup hiruk pikuk, sesekali orang yang mengenalnya menganggukan kepala memberi salam. Ada juga kumpulan gadis yang memandangnya namun ketika Ryu memandang mereka , mereka langsung berbalik arah atau salah tingkah. Suasana yang sangat familiar bagi Ryu ketika ia dulu masih cukup sering ikut gonser maupun mengadakannya.

OOT: Scarlett gag post? :/ Skarang thread ini dikuasai 3 momod XDDD
----------------------------------------------------------------

"Tentu saja. Bagaimana mungkin aku melewatkan konser seorang pianis muda berbakat."

Angela tertawa mendengar jawaban Ryu. Sungguh tawanya seperti tak bisa dihentikan. "Apaan sih," dia terengah di sela tawa, "kamu kayak muji diri sendiri." Angela tidak salah, kan? Ryu juga sebenarnya berbakat sebagai violist. Namun selama tak bertemu, Angela tak pernah mendengar nama Ryu di dunia musik.

"Kau akan memainkan apa untuk lagu terakhir?"

"Rachmaninoff third movement," jawab Angela ala kadarnya. Di kejauhan, sang konduktor orkestra sudah memanggilnya. "Sori, Ryu, Scarlett, aku harus berdiskusi dengan konduktor. Sampai ketemu nanti."

Dia tersenyum pada Scarlett ketika melewatinya, sebelum kemudian mendekati si konduktor yang tampak berkeringat dingin itu.

OOT: Udah banyak topik yg aku join, jadinya males bales RP =.= terus juga bingung mau ngapain...

Ketika Angela akan menemui konduktor tersebut, Angela tersenyum pada Scarlett. Scarlett yang merasa kaget segera saja melakukan ojigi ala Kobato pada Angela. Sungguh diberi senyuman oleh sang pianist berbakat merupakan suatu kehormatan bagi Scarlett.

"Ganbatte ne, Angela-san!" serunya menyemangati Angle sambil melambaikan tangannya perlahan. Ia menatap punggung Angela yang tampak semakin menjauh.

Lalu setelah itu, ia tak tahu lagi harus melakukan apa disitu. Ia benar-benar awam soal konser.

OOT: owalah... yoh, mari kita rampungkan RP ini secepatnya, biar bisa cepetan ditinggal.
------------------------------------------------------------------------------------------

Manajer Acara lagi-lagi datang, kali ini, dengan tergopoh-gopoh. Semeter mendekati Angela dan sang Konduktor orkestra yang sedang saling berdiskusi, pria berambut setengah botak itu mengeluarkan sapu tangan putihnya lalu mengelap keringatnya.

"Mohon segera bersiap! Pembawa acara akan segera memanggil kalian!" katanya, lalu beliau menghadapi para pemain orkestra yang sedang berjuang melawan kegugupan itu, "Semuanya, segera bersiap! Mohon bantuannya ya!"

Angela memberikan anggukan paham pada sang konduktor dan acungan sebuah ibu jari. Dia menoleh pada Ryu dan Scarlett sekilas sebelum sang konduktor merangkul bahunya, membawanya ke panggung sebagai seorang partner.

"Good choice." Jawab Ryu mendengar lagu yang akan dimainkan.

"Kalau begitu aku dan Scarlett akan melihat permainanmu dari bangku penonton. Sampai jumpa nanti."

OOT:'a Page tentang lagunya: http://www.ijigg.com/songs/V24ECFEAPD
---------------------------------------------------

Sesuai dengan moderasi yang dibawakan oleh sang pembawa acara, para pemain musik yang tergabung dalam satu grup orkestra itu satu per satu memasuki panggung. Kursi-kursi telah disediakan sebanyak jumlah mereka dan sebuah partitur telah dibentangkan masing-masing untuk sepasang dari mereka.

Sang Konduktor orkestra berjalan tegap memasuki panggung setelah semua pemain orkestra menemukan tempat mereka. Di belakangnya ada Angela yang berusaha tetap bisa melangkah normal dengan rok terangkat hingga mata kakinya. Konduktor dan Angela memberikan bungkukan hormat singkat pada penonton sampai mereka semua duduk di kursi masing-masing, barulah sang konduktor memberikan aba-aba 'duduk' pada anggota orkestra-nya dan Angela.

Anggukan singkat diberikan pada Angela oleh sang konduktor yang mengisyaratkan sebuah pertanyaan, "sudah siap?"

Angela membalas anggukan, seraya mengangkat kedua tangannya di atas tuts piano.

Sang konduktor akhirnya mengayunkan tongkatnya dan musik segera bergema di hall orkestra itu, mengiringi piano Angela dalam lagu Rachmaninoff - Piano Concerto No. 3 Op. 30, 3rd movement.

Lagu yang menggebu-gebu di awalnya, kemudian mengubahnya menjadi sensasi penderitaan yang mencintai. Angela menghayatinya penuh-penuh seperti dia pernah merasakan perihnya sebuah cinta. Badannya mengayun setiap kali memberikan tekanan kuat pada tuts di ujung kesepuluh jarinya.

Ayo, menyatulah dalam melodi! Ayo menyanyi! Sampai nada yang terakhir!

Ryu kembali duduk manis di kursinya semula. Ia memperhatikan permainan seluruh orkestra,

Harmoni yang indah mengalun dari berbagai jenis alt musik. Menciptakan sebuah satu- eksatuan. Musik memang mengagumkan.

Akhirnya, musik penutup konser itu selesai dimainkan. Semua orang di atas panggung seolah membeku, padahal api membara luar biasa panasnya di dalam tubuh masing-masing. Tak ada satu bunyi, termasuk helaan nafas, selama beberapa detik kesunyian itu.

Dan kemudian, sang konduktor turun dari mimbarnya, menyambut tangan Angela Strovanski, kemudian keduanya membungkuk hormat ke hadapan para penonton. Keduanya cukup untuk mewakili para pemain orkestra di belakang mereka yang cukup berdiri sambil menyandang instrumen masing-masing. Senyum cerah menghiasi wajah mereka. Keringat berjatuhan membasahi tubuh mereka yang berlumuran jerih payah.

Para penonton bangkit dari kursi mereka, memberikan applause meriah. Banyak di antara mereka yang meneriakkan, "Bravo!"

Angela tak bisa menyembunyikan cengirannya. Dia tersenyum lebar sekali sambil beberapa kali menganggukkan kepala ke setiap kepala yang dia kenali.

Kemudian, satu per satu dari mereka pun meninggalkan panggung, dipimpin oleh Angela dan si konduktor. Mereka berjalan beriringan layaknya pasangan serasi.



[ANGELA OUT]