[RP] Concert

Lokasi : Pintu gerbang Azure
-------------------------------------

Ryu mengenakan kemeja putih, jas hitam dan celana dengan warna yang senada. Ia kini sudah siap hanya tinggal menunggu kedatangan Scarlett.

Di pintu gerbang Azure sudah terpakir Bugatti Veyron berwarna silver yang termasuk dalam jejeran mobil termahal dunia . Mobil yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahnya. Lengkaplah sudah, kini Ryu hanya tinggal menunggu kedatangan gadis yang kini resmi menjadi pacarnya ini.

Kencana baru saja pulang sekolah dan sedang berjalan menuju Azure Apartment dengan hati riang. Sesampainya di pintu gerbang Azure, ia terbelalak menatap mobil mewah yang terparkir di sana. Mereknya apa dia tidak tahu, yang pasti kelihatannya mahal sekali.

Iseng-iseng dia mengintip sekilas kaca jendela mobil tersebut, sekedar ingin tahu siapa pemilik mobil mewah ini. Ternyata dia adalah Ryuu, cowok yang dikenalnya sebagai pacar Scarlett. Pasti lagi nunggu Scarlett untuk kencan. Ternyata Ryuu-san punya sisi romantis juga. Pasti Scarlett-san bakal terkejut, pikirnya.

Kencana berniat untuk berbasa-basi sejenak dengan cowok itu, namun ia mengurungkan niatnya dengan dua alasan. Pertama, acara televisi favoritnya akan segera dimulai dan dia tidak mau ketinggalan. Kedua, kelihatannya Ryuu ini bukan tipe cowok yang suka basa-basi. Kencana memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Mending dia menggoda Scarlett habis-habisan saja setelah gadis itu kencan.
____________
Kencana : out.

OOT: Are? Kaget =.=a
____________________________________________________________________________

lokasi: kamar Scarlett.

Scarlett kini sibuk mendandani wajahnya sendiri sebisanya: memakai lipstik pink, maskara, eye-liner, parfum dan lain sebagainya. Setelah semuanya beres, Scarlett melihat dirinya sendiri di depan cermin. Kedua mata violetnya melebar karena kagum.

"Astaga! Aku tak tahu kalau aku secantik ini!" serunya sambil menutup mulutnya karena kagum.

Scarlett memakai gaun hitam yang bagian atasnya terbuka seperti tank top berenda yang juga dihiasi oleh bros mawar putih yang besar di sebelah kiri dadanya. Bagian bawahnya mengembang bagaikan gaun-gaun wanita Inggris zaman victoria. Ia juga memakai sarung tangan berwarna putih yang menutupi hingga setengah dari humerusnya.

Rambut hitam panjangnya diikat kuda ke atas, menonjolkan belikat dan leher belakangnya yang mulus. Kemudian rambutnya tersebut diberi hiasanya manik putih yang membuatnya terlihat sangat cantik bagaikan putri dari kerajaan antah berantah.

"Semoga Ryu-kun suka melihatku..."

lokasi : pintu gerbang azure.

Scarlett berjalan anggun menuju ke depan gerbang apartemen azure. Ia tak peduli sekalipun banyak sekali yang melihatnya, terutama lelaki, dengan wajah mereka yang memerah. Yang ia pikirkan saat ini ialah Ryu. Ia harap Ryu mengatakan 'cantik' padanya.

Ia kemudian melihat telah siap di pintu gerbang, dengan kemeja putih, jas hitam, dan celana hitamnya yang membuatnya terlihat tampan. Wajah Scarlett memerah ketika melihatnya. Dalam hatinya ia bersyukur karena ia memiliki lelaki setampan itu.

"Ah... Ryu-kun!" sapanya dengan berseru.

"Hai." Ucap Ryu dengan seulas senyum di wajahnya.

Ia kemudian membukakan pintu mobilnya hanya dengan menekan salah satu tombol kuncinya.

"Silahkan masuk."

Scarlett menaikkan gaunnya sedikit dan melakukan ojigi 45 derajat pada Ryu dengan wajah yang memerah. "Kore kara osewa ni narimasu (mulai sekarang aku akan merepotkanmu)." ucapnya lembut.

Kemudian ia masuk ke dalam Buggati Veyron milik Ryu yang merupakan salah satu mobil termahal di dunia, dengan membungkukkan punggungnya untuk masuk ke dalamnya. Ia kemudian duduk di dekat jendela dengan anggun, dengan wajah yang menghadap ke jendela.

"Sugoi ne! Aku tak tahu kalau Ryu-kun benar-benar sangat kaya." komentarnya sambil tersenyum. "Tenang saja, aku tak pernah melihat orang lain secara materi kok!"

"Aku tidak kaya, yang kaya adalah ayahku." Ucap Ryu setelah ia masuk ke kursi pengemudi.

Ryu kemudian memasangkan seat belt untuk Scarlett dan dirinya sendiri.

Setelah itu ia langsung menekan gas. DAlam hitungan detik angka di speedometer sudah mencapai 150 km/h.

Scarlett menatap Ryu sejenak, ia lalu menempatkan telunjuknya pada bibir pinknya. "Oh... Iya juga ya! Aku juga bisa dibilang kaya, tapi sebenarnya ayahku yang kaya... Humm." itulah yang ia gumamkan dengan intonasi pelan.

Sebenarnya itu bukanlah suatu hal yang harus dipermasalahkan.

"Wuaa~ Cepat sekali Ryu-kun! Seperti naik jet coaster!" serunya agak-agak takut namun kagum. Ryu sepertinya punya cara mengemudi yang unik.

"Benarkah?" ucap Ryu tanpa berpaling dari jalan, karena dengan kecepatan segini sangat berbahaya jika ia lengah.

Dalam hitungan menit mereka berdua sudah tiba di pintu utama gedung konser. Ada 2 orang yang mengenakan jas hitam. Mereka berdua kemudian membukakan pintu untuk Ryu dan Scarlett.

"Ayo." Ucap Ryu sambil mengulurkan tangan kanannya.

Di pintu sudah ada pemilik gedung dan orkestra yang menyambut kedatangan Ryu dan Scarlett.

"Selamat malam tuan muda Rheindhardt dan nona. Semoga anda terkesan dengan penampilan kami." Ucap sang pemilik orkestra dengan nada hormat biarpun ia lebih tua dari Ryu.

Akhirnya Scarlett dan Ryu tiba juga di tempat konser. Scarlett menghembuskan nafasnya lega, karena mereka setidaknya selamat sampai di tujuan.

Entah kenapa ia agak takut juga kalau Ryu menyupir. Bagaimana kalau sesuatu yang tak diinginkan terjadi?

Sebaiknya aku tak perlu memikirkan hal itu..

"Ah, terima kasih!" sahutnya pada pria yang menyambutnya dan Ryu.

"Ryu-kun! Sebelum menikmati konser, aku ingin beli cemilan dulu. Boleh ya?" tanyanya setelah menoleh pada Ryu.

"maaf nona, tapi ini bukan gedung bioskop." Ucap pemilik gedung tersebut.

"Lantas kenapa?" Ucap Ryu datar .

Seketika pemilik gedung itu terlihat sedikit kebingungan. "...B..aiklah tuan muda, akan segera saya siapkan."

" Silahkan anda masuk, tempat untuk anda sudah saya sediakan." Ucap pemilik gedung tersebut.

OOC: Ikuuuttt!!!

_______________________________________________________

Lokasi: di Ruang Rias pemain



Angela sibuk merampungkan riasan wajahnya sambil bercanda dengan rekan-rekan pemain instrumen orchestra yang, tentunya, juga wanita. Di sela-sel obrolan, mereka sibuk merapikan gaun-gaun hitam mereka atau mengelap instrumen mereka. Rata-rata di antara mereka adalah violist dan celloist. Seorang pemain flute duduk di samping Angela, sedang mengoleskan pemerah bibir sambil memandangi bayangan dirinya di kaca.

Angela memakai warna gaun yang kontras dengan yang mereka pakai. Putih bersih, roknya mengembang dan menjuntai hingga melebihi panjang kakinya sendiri. Dia harus mengangkatnya sedikit nanti ketika ia harus berjalan.

Baru saja Angela menyelesaikan sapuan terakhir pemerah pipi, pintu kamar ganti diketuk dan terdengar suara manajer acara dari luar.

"Waktunya sudah tiba."

Mereka semua saling pandang dan mengangguk. Para pemain orchestra satu per satu berjalan keluar kamar ganti, disusul dengan Angela sebagai yang terakhir. Rupanya sang Manajer Acara sengaja menunggunya di pintu dan langsung menyalaminya.

"Semoga sukses dengan konser Anda, Nona Strovanski."

Anggun, Angela mengangguk dan tersenyum, "Saya akan berusaha semampu saya."

"Kalau begitu, sebelah sini."

Manajer Acara membimbing Angela berjalan menuju stage konser.

Setelah membeli sebungkus popcorn dan lemon tea--setelah sebelumnya berdebat dengan penjaga pintu masuk yang tidak memperbolehkan Scarlett untuk membawa makanan ke dalam yang akhirnya diselesaikan oleh Ryu--Scarlett kemudian duduk di salah satu kursi VIP di yuumei na bijutsukan tersebut.

"Arigatou nee Ryu-kun! Karena Ryu-kun aku bisa menikmati konser sambil mengemil. Hhihi!" ucapnya girang. Ia lalu memeluk salah satu lengan Ryu sebegai balas budinya.

Kemudian dimulai konser tersebut. Scarlett melihat jadwal di tangannya. Konser ini dimulai dengan permainan seseorang pianis yang entah kenapa Scarlett merasa tidak asing dengan nama wanita pianis tersebut. Scarlett mengusap-usap dagunya sambil berpikir.

"Nee Ryu-kun, rasanya aku pernah mendengar nama pianis ini... Humm... Angela Strovanski... Siapa ya?" ucapnya sambil membuka kotak ingatan di otaknya. "Chotto... Bukannya di Azure ada penghuni baru yang namanya sama ya?"

Ryu kemudian duduk di samping Scarlett di tempat VIP. Ruangan itu sudah dipenuhi oleh orang-orang yang mengenakan gaun dan jas. Dan kebanyakan berusai 2 kali lipat dari Ryu dan Scarlett.

"ya , dia adalah salah satu temanku."

"Kami dulu pernah berduet."

Kedua mata Scarlett terbelalak ketika mendengar jawaban dari Ryu. Ia terdiam sejenak dan menatap nama Angela kembali.

"Sou ka, duet ka? Aku pikir selama ini kau hanya pernah berduet dengan Mary-san dan Violet-san saja..." gumamnya pelan, terdengar nada kecemburuan pada intonasinya. "Ternyata masih banyak yang tak aku ketahui tentangmu, Ryu-kun."

Scarlett kemudian mengambil popcorn dan memakannya. "Sudah berapa lama kau berteman dengan Angela-san, Ryu-kun? Bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu?" tanyanya tanpa menatap Ryu.

Kedua mata Scarlett terbelalak ketika mendengar jawaban dari Ryu. Ia terdiam sejenak dan menatap nama Angela kembali.

"Sou ka, duet ka? Aku pikir selama ini kau hanya pernah berduet dengan Mary-san dan Violet-san saja..." gumamnya pelan, terdengar nada kecemburuan pada intonasinya. "Ternyata masih banyak yang tak aku ketahui tentangmu, Ryu-kun."

Scarlett kemudian mengambil popcorn dan memakannya. "Sudah berapa lama kau berteman dengan Angela-san, Ryu-kun? Bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu?" tanyanya tanpa menatap Ryu.

Kedua mata Scarlett terbelalak ketika mendengar jawaban dari Ryu. Ia terdiam sejenak dan menatap nama Angela kembali.

"Sou ka, duet ka? Aku pikir selama ini kau hanya pernah berduet dengan Mary-san dan Violet-san saja..." gumamnya pelan, terdengar nada kecemburuan pada intonasinya. "Ternyata masih banyak yang tak aku ketahui tentangmu, Ryu-kun."

Scarlett kemudian mengambil popcorn dan memakannya. "Sudah berapa lama kau berteman dengan Angela-san, Ryu-kun? Bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu?" tanyanya tanpa menatap Ryu.

"Kami bertemu sewaktu aku dan ayahku menghadiri konser keluarga Strovanki." Jawab Ryu sambil memperhatikan jalannya konser.

"Untuk biola dia adalah orang yang pertama. Aku biasanya menggunakan piano untuk duet."

Scarlett mengangguk. Begitu banyak seniman berbakat di antara teman-teman Ryu. Okay, Scarlett juga seniman, tapi tak ada apa-apanya bila dibandingkan yang lain. Ia hanya bisa bermain biola. Ia tak pernah mengikuti pertandingan, boro-boro menggelar konser.

Ia menatap Ryu sejenak. Semakin ia pikirkan ia semakin kagum pada Ryu yang ahli dalam bidang musik klasik. Aku heran kenapa dari semua cewek di dunia ini, kenapa Ryu-kun memilihku ya? pikirnya. Bukankah justru karena perjuangannya sendiri-lah Ryu akhirnya bersedia mencintainya?

"Humm.. Love is really complicated.." gumamnya pelan menunggu konser Angela dimulai.

OOC: Scarlett, triple posting ntu =w=

========================

[Lokasi: sekitar Stage, menuju ke Stage]


Angela sampai di sisi kiri Stage yang tersembunyi. Ia menjumpai para pemain orkestra yang masih bersiap di sana. Beberapa di antara mereka menyembunyikan ketegangan dengan menghafal sheet score mereka. Angela berusaha keras menahan diri agar tidak tertawa melihat sebagian yang lain; mereka menggambari telapak tangan mereka sendiri dengan jari masing-masing sambil bergumam. Bahkan ada yang ekstrim. Mereka berkumpul mengelilingi seorang pemain Cello bertampang pendeta. Celloist itu berceramah tentang menganggap para penonton sebagai kentang, sehingga mereka tak perlu kaget.

"Nona Angela, saatnya memasuki Stage," Manajer acara yang sedari tadi mengawalnya itu akhirnya menjabat tangannya dan mengucapkan, "Semoga berhasil."

Angela mengangkat sedikit gaunnya sebatas mata kaki, agar ia bisa melangkah di bawah gaun itu. Ia banyak mendengar ucapan "semoga berhasil", tapi ia terpaksa hanya bisa memberikan senyum dan "terima kasih"-nya sebagai balasan, karena tangannya berkutat pada gaunnya.

Angela Strovanski; dia telah melangkah memasuki Stage konser sendirian. Berjalan dengan anggunnya bak penguasa panggung, Angela mengangkat dagunya, menghampiri piano hitam yang telah menjadi miliknya selama ia meniti karir sebagai Pianist.

Sebentar lagi, ia akan menguasai malam bersama alunan nada pianonya.

"Sepertinya akan segera dimulai."

Ryu mendengarkan permainan piano Angela dengan seksama , sangat jelas kemampuan Angela semakin meningkat dan permainannya semakin halus.

OOC: gomen, koneksi hp-ku jelek..

Scarlett ikut bertepuk tangan melihat penonton lain bertepuk tangan menyambut kedatangan sang pianis. Ia menatap Ryu, yang tampak serius melihat ke arah stage.

"Istimewa ya?" gumamnya pelan sambil mengembalikan pandangannya pada stage di depannya.

"Ya."

"Permainannya sangat hebat, ia memang seorang virtuoso. Angela mewarisi bakat kedua orangtuanya." Balas Ryu.

Scarlett menatap Ryu, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan cowok itu. "Hhah? Bakat kedua?" tanyanya heran. "Apa maksudmu Ryu-kun?"

Ia lalu kembali melihat ke arah Angela. Sedikit heran.

OOC: oi, perasaan aku belum mulai maen pianonya. ==a Ini baru mau mulai maen.

======================

Angela akhirnya duduk di bangku yang telah disediakan khusus untuknya. Gaunnya menjuntai indah, bersinar keperakan memantulkan cahaya lampu. Diambilnya nafas dalam-dalam, memejamkan mata sejenak.

Sunyi senyap...

Ketika dia membuka matanya, yang ada di hadapannya hanyalah sebuah piano yang tuts-tutsnya sudah tak sabar menanti jemari Angela menari lembut di atasnya. Tak ingin terlalu lama berada dalam kesunyian yang menekan, Angela akhirnya mengangkat sepuluh jarinya ke atas tuts piano. Kemudian, satu per satu melodi pun mengalir ke segala penjuru Stage itu.

Diawali dengan melodi yang lembut, kemudian mengeras hingga bertalu-talu. Menggedor hati setiap manusia yang duduk di hall itu. Lagu yang penuh cinta, tapi juga sendu dan menyayat. Schubert - Piano Sonata No. 16 in A (D845) first half to second half; lagu yang di-compose pada saat Schubert mengalami kehilangan yang amat sangat.

Di tangan Angela, lagu ini terasa makin menyayat, namun perasaan cinta tetap menggelora. Perasaan yang sangat ironis.

OOC: oh, whatever lah. lol

Scarlett benar-benar terpana mendengar alunan piano yang dimainkan Angela. Walaupun ia sama sekali awam tentang piano, ia merasa akurasi permainannya sudah sangat tepat. Scarlett tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk memperlihatkan rasa kekagumannya selain memberikan standing applause yang meriah. Kemudian aksinya itu diikuti oleh penonton yang lain.

"Nee..nee.. Ryu-kun, Angela-san to au ni ikou yo! (kita temui Angela-san yuk, Ryu-kun!)" pintanya pada Ryu di sebelahnya dengan wajah memelas.