[RP] Our New Room?

OOT: Midori masuk sini ya :3
-------------------------------------

Haru menyeret masuk kopernya melangkahi kamar di lantai itu. Ia baru saja akan mengikuti kakak sepupunya, Midori, pindah ke apartemen baru ini. Dan hm... sepertinya Midori sedang sibuk mengurus keperluan surat ini-itu makanya Haru disuruh langsung menuju rumah barunya.

cklek~

Dengan hati-hati bocah berusia 10 tahun ini membuka pintu ruangan itu. "Permisi..." melongok masuk melalui pintunya. Hanya terdapat ruangan besar yang sepi tidak berpenghuni. Setidaknya Haru belum melihat adanya 'penampakan' yang aneh di sana.

Ia membiarkan pintunya terbuka saja dan melangkah masuk ke dalam. Melihat-lihat rumah barunya tersebut. Oh ya... cukup juga, luas dan bersih untuk ditempati berdua. Haru tidak ingin merepotkan Midori lebih banyak, maka dari itu ia harus mengenal tempat ini untuk bisa menata apa saja yang bisa ia tata dan merapikan apa saja yang harus ia rapikan.

Selesai berkeliling sejenak, kemudian Haru duduk di salah satu sofa di ruangan utama. Ia agak lelah juga, "Hng... kak Midori lama sekali," ucapnya agak khawatir.

Clark merasa aneh begitu sampai di tempat penghuni baru ini. Kenapa pintunya terbuka?

Clark masuk ke dalam untuk mengecek keadaan dan keamanan. Di Azure ini tidak pernah ada kejadian pencurian dan sebagainya. Dengan hati-hati Clark masuk ke dalam dan menemukan seorang anak kecil.
"Sedang apa di sini, adik?"

"saa, If you don't want to be like that, just come and see my magic...lalala...If you don't want to...hmhm~ just come to me...lalala..."

Vanessa sedang berkeliling sambil mendengarkan MP4nya. dia memang terbiasa berjalan-jalan jika tidak ada kerjaan. kalau tidak dihentikan, dia bisa berkeliling apartemen ini 2 kali. karena kebiasaanya itu dia bisa langsing tanpa olahraga.

"fool, don't come closer to her, or someday you can't open your eyes anymore...hmhmhm~" vanessa terus bernyanyi sampai dia melihat Clark dengan anak kecil.

Ah, Haru masih setia menunggu... ia merasa tidak salah masuk ruangan karena nomor kunci yang dipegangnya sama dengan nomor yang tertera di samping pintu depan ruangan itu. Tapi... mengapa kakak sepupunya belum datang juga?

Dan tiba-tiba seseorang masuk, seorang pria yang tidak Haru kenal. Masuk begitu saja dan tiba-tiba bertanya, bukankah pertanyaan itu harusnya ditanyakan oleh Haru.

"Oh, saya sedang menunggu kakak saya yang sedang mengurus administrasi di lobi bawah," ucap Haru berusaha sopan. Walau hatinya galau karena tempat itu malah dimasuki oleh orang yang tidak dikenalnya.

Maksudnya dengan pintu terbuka itu kan agar Midori tahu di mana ruangannya.

Midori saat itu baru saja kembali dari lobi untuk mengurus administrasi adik sepupunya, Haru. Karena sedang mengurus surat ini-itu, akhirnya Midori meminta adik sepupunya itu untuk langsung menuju Azure. "Hmm.. Jadi penasaran. Apa ia sudah sampai, ya?" tanya Midori.

Quote :

"Oh, saya sedang menunggu kakak saya yang sedang mengurus administrasi di lobi bawah,"

Midori merasa mendengar suara yang dikenalnya. Ternyata Haruki. Saat itu, Midori melihat Haruki sedang bersama seorang pria. "Haruki! Kau baru saja datang?" tanya Midori sambil mendekat kearah Haruki.

Haru masih memasang siaga satu atas kedatangan pria tidak dikenal yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Di dalam hati terus berdoa agar Midori cepat sampai di tempat.

Dan... ah, itu dia. "Ah, Midori-nee..." mendekatkan diri pada Midori kemudian menginstruksikannya untuk merendahkan diri. Kemudian dengan suara pelan Haru berbisik, "Siapa orang itu?" sambil menunjuk-nunjuk Clark. Agak tidak sopan memang, tapi yah namanya juga anak-anak.

"jadi, kalian penghuni baru kamar ini?" Clark bertanya dengan sedikit menyelidik. Terlalu muda untuk menjadi seorang ibu dari anak ini, tapi kalau menjadi kakak pun mereka tidak mirip.

"Perkenalkan, saya Clark. Pengelola dan pemilik apartemen ini." Clark memberi salam pada mereka.
"Apa kalian orang Asia? Jepang? Korea?"

Ryu mendengar bahwa Midori sudah tiba di Azure. Ryu kemudian keluar dari kamarnya dan berkunjung ke kamar Midori.

"Hi Midori, lama tidak bertemu." Ucap Ryu ketika melihat Midori. Namun ternyata ia tidak sendirian ada Clark dan Vanessa juga seorang anak kecil yang kalau tidak salah saudara Midori.

Akhirnya pria mencurigakan itu memperkenalkan dirinya. Haru hanya manggut-manggut saja tahu bahwa dia adalah pemilik apartemen ini, selebihnya silakan Midori yang menjawab.

Kemudian datang satu orang lagi yang sepertinya cukup akrab dengan kakak sepupunya ini. Siapakah dia? Haru tidak tahu banyak mengenai orang di sini. Yang ia tahu adalah... tidak ada anak-anak di apartemen ini.

Ah! Kemudian teringat sesuatu. "Ah, Midori-nee, apa perlu kubuatkan minuman untuk para tamu ini?" mencoba bersikap membantu begitu mengetahui orang-orang ini bisa juga kan disebut sebagai tamu. Tapi ia tidak akan bertindak tanpa kendali dari Midori. Ini kan bukan rumahnya.

Quote :

"Hi Midori, lama tidak bertemu."

Midori pun menoleh pada Ryu."Hi, Ryu!" sapa Midori. "Iya, lama tidak ketemu. Oh, iya. Ini adalah sepupuku. Namanya Haruki" kata Midori kepada Ryu.

Quote :

"Ah, Midori-nee, apa perlu kubuatkan minuman untuk para tamu ini?"

"Ah, tidak usah. Biar aku saja yang melakukannya. Kau kan baru datang, pasti lelah" kata Midori. Ia pun membantu memasukkan koper Haruki ke dalam rumahnya."Ayo, kalian juga silakan masuk!"

Namanya Ryu? Ah... Haru hanya menunduk ketika kakak sepupunya itu memperkenalkan dirinya pada temannya. Ia lalu mengikuti Midori untuk masuk sambil membawa beberapa bawaannya.

Tapi Haru agak sedikit tidak enak, "Ehm... tidak apa, biar aku saja yang buat. Midori-nee mengobrol saja dengan para tamu," ucap Haru setelah menaruh barang-barangnya. Mencoba membantu saja.

"Hmm.. Ya sudahlah, jika itu keinginanmu.. Maaf, merepotkan, ya" kata Midori pada Haruki.

"Ryu, Clark. Ayo masuk" ajak Midori.

"Sebenarnya saya datang ke sini untuk menjelaskan peraturan dan mengenai apartemen ini. Boleh saya mulai?" Clark mengeluarkan PDA-nya.

"Boleh tahu nama anda?" Clark mulai mencari data mengenai gadis yang ada di hadapannya. Sebenarnya menurutnya gadis ini manis dan dia tidak tahan untuk menggodanya, tapi itu tidak bisa. Ada anak kecil dan dia memang sedang tidak ingin.

"Siang Haruki. " Sapa Ryu namun kali ini nadanya tidak terlalu datar seperti biasanya . Mungkin karena Haruki adalah sepupu Midori.

"Boleh " Ucap Ryu.

"Boleh saja. Nama saya Midori. Dia adalah sepupu saya, Haruki" kata Midori memperkenalkan dirinya dan Haruki kepada Clark.

"Ah, siang juga..." Haru hanya bisa membalas sapaan Ryu dengan sopan. Ia lalu melakukan tundukkan yang sama pada sang Owner.

"Maaf permisi, biar saya buatkan minum," ia lalu beranjak dari tempat itu. Menginjakkan kaki di dapur dan melihat-lihat kira-kira minuman apa yang bisa dibuat olehnya.

Hm... kalau kebiasaan di negerinya sih, teh. Memangnya mereka suka teh? Ya sudahlah, kemudian Haru menyiapkan tiga buah cangkir, memanaskan air, memasukan gula dan teh... yah hal-hal seperti itu biasa dilakukannya.

Selesai~

Bocah 10 tahun ini lalu menyajikan Rossela Tea untuk kedua tamu dan kakak sepupunya, "Silakan~"

"Terima kasih, Haruki" kata Midori lalu tersenyum pada Haruki. Lalu, ia berpaling ke arah Clark.

"Ah, iya. Maaf. Sampai dimana kita tadi?" tanya Midori.

Haru masih menata teh-teh itu di meja tamu, kemudian kembali ke dapur untuk menyimpan nampannya. Di sana tidak ada kue kecil yang bisa disajikan, jadi... yah apa boleh buat, hanya teh rossela tadi saja yang jadi sajiannya.

Setelah itu, Haru kembali ke ruang tamu. Pembicaraan antara orang dewasa itu agaknya sedikit membingungkan. Ia kemudian menghampiri Midori. "Midori-nee, boleh aku melihat kamar?" pintanya, sudah tidak sabar untuk menata perkakas ini-itu di ruang pribadinya.

"Tentu saja. Mari, kuantar" kata Midori. Lalu, Midori mengantar Haruki menuju ke kamar anak itu. "Nah, kau pasti lelah kan? Selamat istirahat" kata Midori, lalu kembali ke ruang tamu lagi.

Selama Midori mengantar sepupunya Ryu mencicipi rasa teh yang dibuat oleh Haru. Rasanya cukup lumayan, bahkan tergolong enak untuk buatan anak kecil.

"Ah iya, terima kasih..." ucap Haru yang merasa telah banyak dibantu. Ia lalu masuk ke kamarnya setelah di antar oleh Midori...

Ah, kamar yang cukup besar juga. Haru bisa menaruh koleksi bukunya di lemari itu, dan komputernya di meja ini, lalu buku-bukunya di sana-sini. Banyak barang yang harus ditata olehnya, belum lagi kasus membereskan baju.

Haru harus menaiki sebuah bangku untuk bisa meraih tempat yang lumayan tinggi di atas lemari di mana ia bisa meletakkan buku-bukunya. Namun sayangnya anak ini agak ceroboh atau merasakan lagi pening di kepalanya sampai~

BRAK~! BRUK!

Terdengar suara gaduh dari kamar itu. "Aaaw!" dan Haru hanya bisa memekik sakit ketika tumpukan buku menghantam kepalanya. Oh hanya buku, tapi tunggu... lemari itu rasanya akan jatuh juga menimpanya...

Midori mendengar sebuah suara gaduh dari arah kamar Haruki. Karena cemas, ia memutuskan kembali kesana. Ketika membuka pintu, Midori melihat sebuah lemari akan terjatuh menimpa Haruki.

"HARUKI!!" seru Midori. Tanpa sadar, ia pun menerjang ke antara lemari itu dan Haruki. Midori segera menarik Haruki dari tempat tersebut agar tidak tertimpa lemari.

Suara gaduh apa itu? pikir Ryu bingung, Ryu langsung meletakkan cangkir teh dan pergi ke sumber suara gaduh tersebut.

Ia melihat Haru dan Midori terjatuh dengan lemari yang sudah tidak pada posisinya. "Apa kalian baik- baik saja?" Tanya Ryu

Hampir saja, jika Midori tidak datang dan menyelamatkannya Haru pasti sudah berada di ambang kematian untuk yang kesekian kalinya. Tapi perihal jatuhnya lemari itu memang ulahnya yang terlalu terburu-buru ingin merapikan semua hal di situ.

Untung saja nyawanya kali ini bisa selamat.

"Hah~!" masih dalam keadaan kaget Haru kemudian hanya bisa meringkuk mendekati Midori.

Kacau, pikirannya kacau... padahal itu hari pertamanya tapi sudah ada kekacauan yang diperbuatnya. Manalagi penyakitnya setengah kumat, pasti akan sangat merepotkan untuk kakak sepupunya itu.

"Tidak apa-apa" kata Midori sambil tersenyum. Lalu, ia berpaling pada Haruki. "Haruki, kau tidak apa-apa?" tanya Midori