[RP] First Day..........

Siang yang panas dan menyengat, merupakan hari pertama Ted di apartement azure. Tedpun memulai langkah awalnya untuk masuk ke dalam ruangannya sambil membawa kopernya yang dua buah dan berat itu. tapi,....

Ted tak dapat mengatur kamarnya !

mengapa? di rumahnya, dia tidak pernah mengurusi kamarnya. Untunglah, dia membawa HP, dan menelpon seorang Butler bekas pelayan Ted. diapun menyuruhnya agar datang ke kamarnya tanpa ketahuan oleh orang lain. Setibanya di dalam, iapun membantu Ted merapikan kamarnya. Bersamaan dengan itu, itu merupakan tugas terakhir Butler Ted. Setidaknya saat Ted masih tinggal di dalam apartemennya. Iapun mencoba untuk hidup mandiri.

Hari pertama, makan siang pertama. Iapun mulai memasak. Untung saja ia bisa memasak. Walaupun ia tidak begitu ahli.

Setelah makan, ia pun membuka pintu kamarnya, dan berdiri di depan kamarnya....

"Ah, aku berharap ada orang yang lewat di depanku. Aku ingin lebih banyak mengenal tetangga disini", ucapnya dalam hati......

Zarco berjalan melewati ruangan Ted dengan kedua tangan di dalam saku.

Satu lagi orang bodoh yang datang kemari, Zarco berkata dalam hati sambil melihat ke arah Ted

Kencana hendak berjalan menuju kamarnya ketika melihat dua orang pemuda. Yang satu Zarco, pemuda yang pernah dikenalnya dan satu lagi... siapa, ya? Wajahnya belum pernah dilihatnya. Mungkin dia penghuni baru.

Kencana menghampiri mereka.

"Selamat siang, Zarco," sapanya pada Zarco sambil tersenyum ramah. "Mau berkenalan dengan penghuni baru?" lanjutnya.

Ia beralih pada pemuda yang tak dikenalnya itu.

"Selamat siang. Apakah kamu penghuni baru di sini?" tanyanya.

"Tidak, sebenarnya aku hanya sekedar lewat. Tetapi tidak ada salahnya juga sekedar berkenalan", Zarco berkata pada Kencana.

"Hm, ya. Perkenalkan, saya Theudor Eurasrich. Panggil saya dengan Ted", jawabnya dengan bahasa yang sangat formal.

Kencana tersenyum menanggapi ucapan Zarco. Seperti biasa pemuda ini selalu jujur. Satu hal yang disukai darinya.

"Oh ya? Wah aku senang sekali kalau begitu," kata Kencana.

Kencana menatap Ted yang telah memperkenalan diri dengan bahsa formal. Pemuda yang sangat sopan.

"Salam kenal. Namaku Kencana Shiroi," sahut Kencana sambil tersenyum.

"Cih, basa basi sekali orang ini. yah, setidaknya aku mendapat seorang teman baru. sepertinya dia masih muda", ucapnya dalam hati.

Kemudian dia membalas Kencana:
"Ehm, Kamar kamu dimana? Dan umur kamu ?

Siang ini cuaca terasa amat sangat panas sekali. Matahari dengan giat membakar dirinya sendiri untuk memberi penerangan pada manusia. Berkebalikan dengan awan-awan yang sepertinya enggan menaungi bumi, membiarkan begitu saja sinar matahari jatuh menghujani bumi. Sungguh, terik sekali pagi ini.

Teriknya matahari seakan - akan menyuruhnya untuk mengenakan happy jacketnya. "Huh, hari yang panas," ujar pria bertubuh tegap ini. Albana, itulah yang disering diucapkan orang - orang ketika ingin memanggil pria inu.

"Nuovi residenti, ehh? primo piano, una camera singola? non fa male, se ero lì a vedere.." Ucap pria bernama lengkap Nicholas Albana ini saat mendengar suara pada sebuah ruangan yang tadinya kosong.

Ted menatap Nicholas

"Ng? apa itu?"

"Pintar sekali pria ini, aku yang belum masuk ke kamarnya saja dia sudah tahu keberadaanku.." Ucap Albana saat ingin mengetuk pintu ruangan tersebut.

=================================
OOT: calm down babe~

"Ah, tak usah diketuk, dari tadi juga sudah terbuka ^_^

"Ehm, kakak tinggal dimana?

("benarkah aku harus memanggilnya kakak?")

Quote :

"Ehm, Kamar kamu dimana? Dan umur kamu ?"

"Oh, kamarku di ujung sana. Umurku sih 17 tahun," sahut Kencana sambil tersenyum.

Kemudian dia melihat kehadiran Albana. Seperti biasa pria menggunakan bahasa asing.

"Halo, Albana. Mau kenalan juga dengan Ted, ya? Maksudku penghuni baru," sambungnya cepat-cepat.

Quote :

"Halo, Albana. Mau kenalan juga dengan Ted, ya? Maksudku penghuni baru,"

Suara tersebut bermuara kepada seorang wanita yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Kencana, ehh? tidak juga, sebenarnya saya tidak sengaja mendengar suara yang asing keluar dari ruangan ini." Jawab pria bernama lengkap Nicholas Albana ini.

"Hei Ted, sepertinya aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau berpikir aku ini orang yang menyebalkan kan?", Zarco berkata setelah memperhatikan tatapan Ted kepadanya.

"Ramai juga disini.. Mungkin kehadiranku ini tidak berarti apa-apa. Hmm, tadi kau bilang 'Ted'? ooh, jadi itu nama pemilik ruangan ini? baiklah, akan aku ingat." Lanjut Albana kepada Kencana.

Siang itu Audry berjalan di sebuah lorong, entah apa yang dia lakukan. Terlihat sosok pria berbadan tegap dihadapannya, tidak lain dan tidak bukan dia adalah pria pujaan hatinya, Nicholas Albana.

"Hmm, permisi.." Sapa Audry kepada pria idamannya tersebut.

Quote :

"Kencana, ehh? tidak juga, sebenarnya saya tidak sengaja mendengar suara yang asing keluar dari ruangan ini."

Kencana mengangguk.

"Oh, begitu toh," kata Kencana.

Quote :

"Ramai juga disini.. Mungkin kehadiranku ini tidak berarti apa-apa."

Kencana tertawa mendengar perkataan Albana. Ia tidaj tahu pemuda itu sedang bercanda atay tidak.

"Masa, sih? Menurutku tidak seperti itu, kok," katanya sambil tersenyum.

Kemudian ia melihat seorang gadis berjalan ke arah mereka.

"Wah, tampaknya datang satu orang lagi yang ingin berkenalan. Baiklah, aku tidak mau menganggu lebih jauh. Permisi. Semoga kamu senang di Azure," kata Kencana pada Ted.

Kencana berlalu dari hadapan mereka.

---

OOC : Kencana out.

"Ehm. Maaf, anda siapa?", tanya Ted kepada Audrey.