[RP] Cafetaria : Open

OOC: Bisa dimasuki oleh siapa saja.

Lokasi: Cafetaria Azure Apartment, Sabtu Pagi.
"Aduh... maaf ya Clark!" bibi Catarina untuk yang kesekian kalinya meminta maaf. Hari ini beliau tidak bisa masuk dan menjaga cafetaria karena saudaranya di desa sakit.

"Tidak masalah, saudara anda lebih penting. Lagipula hari ini aku libur kuliah." Clark menanggapi dengan kalem.

"Tenang saja, saya sudah membeli bahan-bahan yang segar tadi pagi. Nah, saya pergi dulu ya! Permisi!" Bibi Catarina mengecup pipi Clark lalu melambaikan tangannya dan pamit. Bibi Catarina memang sudah seperti pengganti ibu bagi Clark.

Clark duduk di belakang meja kasir Cafetaria sambil menghisap cigar candy. Dia memainkan PDAnya mencari berita baru dan mengecek inbox e-mail.

OOT : Gabung..
-----------------------------------

Ryu yang merasa lapar turun ke bawah. Ia memasuki cafetaria jumlah orang disana hanya ada 1 orang dan rasanya Ryu sudah mengenalnay .Orang yang ada di belakang kasir itu kalau tidak salah ia adalah pemilik aprtemen ini .

Ryu mendekati kasir . " Disini ada apa saja ya?" Tanya Ryu datar

"Di sini ada apapun yang kau inginkan selama bahan itu ada. Mau pesan makanan apa?" Clark berbicara sambil terus memelototi PDA-nya, dia sedang asyik membaca berita terbaru pagi ini.

"Kau mau sarapan di sini, Ryunichirou?"

*srak...srak...*

Shawn, baru selesai mengurus kamarnya, berjalan-jalan dan sampai ke kafetaria, melihat-lihat ke sekitar, lalu duduk menikmati keadaan sekitarnya.

"Huaaaaa.........." ia meregangkan badannya dan menikmati udara disekitarnya, lalu membetulkan letak topi yang ia pakai sekarang. Ia memutuskan untuk duduk saja dulu.

"Halo Shawn... butuh secangkir kopi?" Clark bertanya pada Shawn tanpa melirik padanya. Masih terpaku pada layar PDAnya.

"Madame Catarina baru saja membeli sebungkus kopi bubuk yang sangat wangi. Atau mungkin kau mau teh celup Twinnings?" Clark sedikit melirik rak yang ada di salah satu sudut meja dapur, mengecek persediaan.

Vanessa hari ini kabur dari kejaran pers. Managernya telah mengumumkan kalau dia sedang ke luar negeri untuk urusan keluarga. Karena itu dia punya banyak waktu untuk dihabiskan.

Sedari tadi Clark menghilang. Karena itu, setelah beres-beres dan membuang sampah, Vanessa berjalan-jalan di apartement sekalian mencari Clark.

Sekarang dia berada di cafetaria. Saat melihat clark, vanessa langsung berlari menghampirinya.

"clark! Ada yang bisa kubantu?" katanya.

"Duduk manis saja di sini dan mengobrol dengan yang lain." Clark masih memandang PDAnya. Lalu dia merasa bosan dan mematikan PDAnya itu dan menyeret kakinya menuju meja untuk membuat minuman.

"Ini... teh Twinnings yang... uhm... aku lupa, yang jelas ini untuk membuatmu merasa kalem dan rileks." Clark menyajikan secangkir teh pada Vanessa.

Fal dengan malas-malasan pergi ke cafetaria. Bahan makanan yang di bawanya, seperti Roti Perancis sudah habis. Dan dia sekarang harus menuju keramaian, ke cafetaria.

Fal pun duduk di sudut cafetaria, membawa laptopnya. Dan mulai membuka emailnya, melihat tugas apa yang harus di lakukannya.

Dan sebuah email datang, dari tim kepolisian lagi.

"Hngg... malam ini aku harus begadang sepertinya..."

Fal tidak memperhatikan sekitarnya, dia dengan asyiknya mengetik dengan kecepatan tinggi, matanya sepenuhnya tertuju pada laptop itu. Dia juga menambahkan program di laptopnya itu, jika ada yang melihat laptopnya, Fal cukup menekan sebuah kode yang akan memerintahkan laptop-nya untuk mati, dan data-datanya di simpan secara otomatis.

Vanessa takjub setengah mati. "terima kasih banyak clark!" katanya sambil tersenyum manis. Setelah menghabiskan tehnya, vanessa cemberut, lalu seakan mendapat pencerahan, dia kembali ceria dan mendekati Clark. "clark! Vanessa bantu ya?" pintanya. "vanessa sedang libur dan ga ada kerjaan...jadi....." katanya sambil memainkan jarinya. Dia tidak bisa diam, memang. Workaholic? Mungkin?

"Ukh..." Clark dibuat lemah lagi oleh wanita yang satu ini. Dia tidak kuat melihat pancaran ceria darinya. "Ba-baiklah, jika itu maumu. Tapi kau tunggu saja di meja kasir ini." Clark berusaha terlihat kalem dan cuek seperti biasa. Padahal dia sudah kena sebuah strike dari Vanessa.

"Ah, tidak, terimakasih." jawab Shawn singkat. Ia hanya mau bersantai saja di hari yang indah ini.

Toh dia sudah lama tidak bersantai, pekerjaannya membebaninya dengan segala macam hal berbeda yang perlu keahlian berbeda. Freelancing yang dijalaninya membuatnya sulit bersantai apabila sedang banyak pekerjaan yang ia terima. Hanya saja kali ini ia bisa bersantai.

Ia berdiri, dan berjalan santai menuju tempat Faldio yang tampaknya sedang serius. Ia berjalan seolah tidak menuju Faldio. Shawn lalu memperhatikan layar laptop Faldio dengan sudut matanya, tanpa diketahui siapapun, kemampuan yang didapatkannya saat menjadi seorang mata-mata.

"...hacking, Fal?" tanyanya tanpa suara. Shawn pernah juga menjadi hacker, jadi ia tahu.

Quote :

"...hacking, Fal?"

Fal hampir terjatuh dari kursinya. Secara refleks, dia memasukkan sebuah kode dan laptop-nya langsung mati.

"Eh? T-tidak, hanya mengecek email saja. Dari atasan," Fal memang sedang mengecek misinya malam ini. Tepatnya meng-hack sebuah organisasi cracker yang terdapat di sebuah website, merencanakan pembunuhan.

Meja kasir...pekerjaan yang sedikit membosankan, namun apa boleh buat. apalagi reaksi Clark sangat aneh saat menyuruhnya bekerja."nyu? sepertinya Clark tidak suka Vanessa membantu ya? nyunyu..." tanyanya.

"baiklah! Vanessa akan berusaha!" serunya semangat sambil duduk di depan meja kasir. "......" dia diam dan menunggu. karena bosan, dia mengambil MP4nya dan mulai mendengarkan lagunya. sedikit,sedikit dia mulai bernyanyi dengan suara Mutsuki dalam volume kecil.

"....hey, why you keep looking away? don't ya' see? I'm just here waiting for your love..." Vanessa terus bernyanyi tanpa sadar, sudah menjadi refleks. suara mutsuki asa kali ini sangat imut layaknya Hatsune miku

"Oh, e-mail atasan" Shawn melanjutkan ringan, walau ia tahu kode-kode di layar laptop sebelum laptop Fal dimatikan menunjukkan hal-hal lain. Ia sendiri tenang saja melihat hal tersebut, ketenangan seorang tentara bayaran, yang didapatkannya dari pelatihan berat selama dua minggu saat dia menjadi tentara bayaran.

"Tenang saja... aku pernah melakukan banyak hal kok, oh, ya, banyak hal." Shawn memberi tekanan pada kata 'banyak' yang kedua.

Quote :

"Tenang saja... aku pernah melakukan banyak hal kok, oh, ya, banyak hal."

Fal mengangguk. Dia sendiri sebenarnya tidak mengerti 'banyak hal' yang di maksud oleh Shawn. Tapi dia merasa agak tenang, sepertinya Shawn merupakan orang yang di percaya.

Fal sendiri memang menyembunyikan side job-nya itu. Dia berpikir untuk tidak terlalu ceroboh lagi membawa laptop kemana-mana karena itu akan membuat orang-orang di sekitarnya pasti mencurigainya.

Shawn lalu meninggalkan Fal, menuju depan kantin, lalu menyenderkan kepalanya diatas meja.

"Uuungh..." erangnya pelan.

"Clark, ada makanan?"

Kelaparan, rupanya, mulai menyerang Shawn.

ketika sedang enak-enak bernyanyi,, MP4nya mati kehabisan baterai. "uh...." keluhnya. langsung dia menyimpan lagi MP4nya di saku, lalu cemberut dan menatap seisi kafetaria.

Quote :

"Clark, ada makanan?"

Sebelum Clark sempat menjawab pertanyaan Shawn the Sheep, Vanessa yang terlalu semangat untuk bekerja mulai menghampiri Shawn. "tentu saja ada! ada yang Vanessa bisa bantu?" sapanya ramah.

"ingin memesan apa?" katanya sambil menunjukkan daftar menu yang ada.

"Hah? Er..." Shawn melihat daftar menu yang ditunjukkan Vanessa.

"Uh, um, er, Cheese Pizza?" ujarnya pelan.

"Dan... Cafe au Lait."

Vanessa mencatat pesanan Shawn. "yap, 1 porsi cheeze pizza dan cafe au late..terimakasih, pesanan akan datang segera...oh! Ada tambahan lain?" tanyanya dengan ramah. Mungkin dia lebih berbakat jadi maid. Namun sebenarnya dia sedang terbawa peran maid yang suaranya diisi olehnya. Tak heran dia terlihat seperti maid yang handal.

Fal kini hanya sendiri. Dia tidak berani lagi membuka laptopnya, tidak mau bertindak ceroboh lagi.

Sebenarnya yang harus di pelajari hacker itu salah satunya adalah "Rekayasa Sosial". Sebuah sebutan yang tidak asing lagi di kalangan hacker. Yaitu melatih sifat dan prilaku, dan menyembunyikan identitas mereka sebagai Hacker. Kadang hacker pun menyamar menjadi orang lain untuk masuk ke sebuah perkumpulan atau organisasi.

Dan Fal sama sekali belum menguasai itu. Fal sulit sekali memperlihatkan ekspresinya atau berakting. Fal kadang hanya pasrah saja dengan apa yang akan menimpanya nanti.

Kemudian Fal menatap langit-langit, matanya di sipitkan dan mulai mengetik di udara. Itulah yang di lakukannya jika sedang bingung, bosan, atau sedang berpikir. Seperti mengetik di keyboard yang transparan, jarinya terus mengetik.

"Orang aneh..." Clark bergumam begitu melihat apa yang dilakukan oleh Fal. Tanpa memperdulikannya lagi, Clark langsung mengambil daftar pesanan dan membuatkan pizza. Untungnya madame Catarina sudah menyiapkan adonan pizza. Clark mengambil bagian dari adonan itu lalu mengolahnya. Dia bahkan sempat memutar-mutar adonan itu di atas jari telunjuknya. Setelah itu dia mengoleskan saus buatan dirinya sendiri tadi malam. Dan dipangganglah adonan itu. Sambil menunggu dia membuatkan Cafe au Lait untuk Shawn.

"Vaness, antarkan minumannya." Clark menyuruh Vanessa dan langsung kembali ke depan tungku pembakaran. Sepertinya sebentar lagi selesai. "Sekalian bawakan minuman ini untuk si aneh Fal." Clark menyediakan satu lagi minuman untuk Fal.

"Yes Sir!" serunya sambil tersenyum super imut. Vanessa mengantarkan pesanannya Shawn dulu. "ini pesanannya, silahkan. panggil saja Vanessa kalau ada yang dibutuhkan lagi." katanya sambil tersenyum ramah.

lalu dia menuju meja Fal. "ini minumannya, Tuan." katanya sambil meletakkan minuman dari Clark. "silahkan". katanya sambil tersenyum manis.

Quote :

"ini minumannya, Tuan."

"Terima kasih," ujar Fal pelan. Dia akhirnya menghentikan sikap aneh mengetik di udaranya itu, kemudian meminum minuman yang di berikan Vanessa tadi.

Tatapannya tetap kosong dan tak berekspresi, memperhatikan manusia-manusia yang saling berkomunikasi satu sama lain, Fal diam-diam mempelajarinya. Siapa tau dia bisa menyempurnakan 'Rekayasa Sosial'-nya itu. Agar menjadi WIZARD yang sempurna.

WIZARD sendiri sebutan bagi yang sudah sangat ahli di komputer ataupun mesin. Masih banyak yang harus Fal pelajari.

melihat kelakuan Fal yang cukup aneh, Vanessa mencoba untuk tahu. "tuan?" panggilnya. "kenapa?apa ada yang kurang?" katanya.

Vanessa peduli dengan keadaan orang-orang disekitarnya. "sepertinya anda butuh istirahat.." katanya sambil tetap berada di samping Fal

"Vaness, Cheese Pizza satu!" Clark menyruh Vanessa untuk mengambil pesanan Shawn itu.

Clark sedang unjuk kemampuan sekarang. Dengan cekatan dia memotong-motong bahan makanan yang akan dimasak olehnya. Lalu dia mulai memotong daging ayam. Setelah itu dia mendidihkan Kaldu dan memasukkan bahan-bahan itu, ditambah dengan Krim. Lalu dia mengaduk-aduk cream soup itu dan mencicipinya. Menurutnya sudah sempurna.
"Vaness, coba cicipi cream soup ini dan kalau sudah enak, berikan satu mangkuk pada Ryunichiro. Jangan lupa sajikan dengan roti Baguete."