[FRP] Come again! new season come again!

Kencana melongo mendengar kalimat Scarlett yang nggak jelas karena ia makan. Akhirnya ia tidak mengerti dengan jelas maksud kalimatnya.

Quote :

"Ng? Aku? Mencari... Vanessa... aku belum melihatnya beberapa terakhir ini... aku khawatir dia dikejar-kejar kembali oleh wartawan..."

"Eh? Sebentar, memangnya siapa itu Vanessa? Artis? Kok sampai dikejar wartawan segala?" tanya Kencana. Jelas sekali ia belum terlalu hafal semua penghuni Azure ini. Dari namanya, sepertinya Vanessa itu perempuan.

"AH! Bukan... jadi setelah pulang kerja... kekasihku itu selalu macet karena banyak wartawan... maklum... dia kalau pulang lewat di wilayah agensi artis..." Clark lupa kalau dia harus menjaga mulutnya di sini... mereka belum tahu siapa kekasihnya itu sebenarnya.

"Nah, jam berapa sekarang?" Clark bertanya pada dua gadis di sana. Sepertinya dia memang harus pergi bersiap-siap untuk presentasi nanti.


OOT: pacarnya Clark itu nama aslinya vanessa kan??

OOT: entahlah.. lupa ;p
_______________________

Envy hanya mengangguk memahami, namun ia tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Clark saat ini. Tapi yah.. saat ini ia sungguh malas untuk mencari tahu apa itu. Ia begitu capek karena akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan sekolahnya. Okay, lebih tepatnya Scarlett yang capek bukan ia.

Tapi tetap saja capeknya Scarlett itu capeknya Envy.

"Oh ayolah, sekarang masih jam 8.50. Jam sepuluh masih lama!" serunya sebelum ia memasukkan potongan terakhir steak sapinya. "Terburu-buru sekali sih? Santai saja."

Ia lalu mengambil kopinya lagi dan menyeruputnya, setelah membalikkan garpu dan pisau tanda bahwa ia telah selesai makan.

@^: iyaa
_____________
"Hatchuuuuuu!!!!!" vanessa yang baru saja mau menyapa orang-orang yg sedang berkumpul itu malah bersin. Padahal dia tidak sakit. mungkin ada yang membicarakannya? siapa tahu?

dengan muka bahagianya, dia berlari menghampiri kencana, scarlett dan Clark, orang yg sangat dicintainya (dan ditinggal mendadak demi kerjaan). "hai semuaanyaaaaa!!!!" sapanya riang sambil memeluk Clark dari belakang. maklum, selama seminggu ini dia tinggal di rumahnya mutsuki, alias rumahnya yang satu lagi karena banyak kerjaan

"kangen kalian semuaaa" rengeknya. haah..tetep aja sifat kekanakannya ga berubah.

Kaget.

Envy lagi-lagi kaget melihat seseorang yang datang ke mejany--meja mereka dengan tampang yang begitu ceria. Berisik sekali; adalah kesan Envy setelah melihat lagi setelah lama tidak bertemu dengan Vanessa Svart. Wanita yang Scarlett anggap sebagai ibunya itu tampak merengek seperti anak kecil.

Apakah pantas dirinya dianggap sebagai seorang ibu oleh Scarlett?

Ya, pantas-pantas saja.

"Wah, Vanessa, baru saja diomongin. Kau panjang umur nih, hahaha! Dari mana saja, baka?" tanyanya dengan senyuman lebar dan memperlihatkan gigi-giginya yang mungil itu--senyum ala Envy, tentu saja.

"Ah...scarlett-chaaaan~" Vanessa berpindah jadi memeluk scarlett. "aku habis beke...maksudku menemani keluargaku yang hendak jalan-jalan ke negeri tetangga..hehehe" katanya yang hampir memberitahukan alasannya menghilang selama beberapa minggu itu.

Vanessa teringat sesuatu dan merogoh tasnya. "oiia, aku punya oleh-oleh untukmu! kamu masih penggemarnya Mutsuki Asa kan?" tanyanya. tak lama, sebuah CD bertanda tangan keluar dari tasnya.

"ini untukmu" katanya sambil tersenyum manis.

"Wahaha... selamat datang kembali, dear..." Clark mengecup pipi vanessa lalu menenggak habis kopi yang tersisa.

"Uh... bisa tidak ya aku tidur dulu... tapi sepertinya sudah tinggal sejam lagi... baiklah... aku akan tidur dulu." Clark langsung menelungkupkan kedua tangannya lalu tertidur di sana. dia benar2 tidak tidur dan butuh tidur. "bangunkan aku jam sepuluh!"

"eeeh??" Vanessa berbalik melihat Clark yang tertidur itu. dia kagum dengan Clark yang bisa tidur dimana saja. tapi, vanessa sedih juga, melihat Clark yang menyedihkan-capek-plus ga keurus gitu.

"clark? ga tidur di kamar? heii??" panggilnya sambil mengguncang-guncangkan badan clark. "aduuh..bagaimana ini?" katanya sambil tetap menatap Clark yang tertidur.

mau gotong, ga kuat. mau minta tolong, ga yakin deh sama orang-orang yang ada di sini (mereka bertiga aja belum tentu bisa ngangkat Clark)

meskipun begitu, tetap saja dia menoleh ke yang lain dengan tampang minta pertolongan tingkat tinggi.

Kencana meringis melihat sepasang kekasih itu bermesraan dan mengumbar kata sayang. Ia jadi merasa seperti obat nyamuk di sana. Tahu begini, mending ia kabur saja tadi. dan... entah karena kecapekan Clark tertidur.

Quote :

"aduuh..bagaimana ini?"

Sadar kalau Vanessa minta bantuan, Kencana angkat bahu, tanda menyerah.

"Maaf, Nona... bukannya saya tidak berperasaan, tapi saya tidak mau tangan saya patah menggotong pria yang beratnya dua kali lipat berat saya. Minta tolong sama pria saja. Atau... biarkan dia tidur di sini. Toh, daya tahan tubuh pria kuat. Gak akan masuk angin," kata Kencana panjang lebar.

Quote :

"Ah...scarlett-chaaaan~" Vanessa berpindah jadi memeluk scarlett. "aku habis beke...maksudku menemani keluargaku yang hendak jalan-jalan ke negeri tetangga..hehehe" katanya yang hampir memberitahukan alasannya menghilang selama beberapa minggu itu.

"Uwaah!" Envy berseru ketika tiba-tiba Vanessa memeluk dirinya. "Lepaskan! Lepaskan! Nggak bisa nafas!"

Okay, dipeluk cewek memang terasa aneh bagi seorang Envy Siegfierd, mungkin karena dia merasa dirinya memang benar-benar 'normal'. Apalagi jika cewek itu memeluknya kuat sekali. Oh, benar-benar bagaikan hari sial baginya. Jika Vanessa adalah cowok, mungkin dia dengan senang hati akan memeluk balik. Seandainya...

Tiba-tiba saja Vanessa memberinya hadiah CD bertanda-tangan Mutsuki Asa, membuatnya menarik kata-katanya sebelumnya tentang dipeluk cewek. "WOAH! INI BOLEH BUAT AKU??" serunya sambil memeluk Vanessa erat.

"Makasih okaa-san! Okaa-san memang yang paling baik di seluruh dunia!!" serunya, mengikuti cara Scarlett memanggil Vanessa.

Lalu setelahnya terdengarlah ocehan Clark yang mengatakan akan tidur di tempat itu juga dan juga Vanessa yang tampaknya bingung melihat Clark yang seperti itu. Gadis itu tampak menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Eits, jangan aku! Kau tahu 'kan badanku lemah?" sergahnya cepat.

15 menit berlalu...

Meskipun hanya sebentar, setidaknya dia merasa lebih segar walaupun matanya masih bengkak. Dia sudah merasa lebih baik. Clark langsung bangun dari tempatnya duduk.
"Aku harus pergi ke kampus! sampai jumpa lagi semuanya!" clark berjalan cepat. Tapi ternyata dia kurang keseimbangan, jadilah dia menabrak meja yg ada di dekat pintu.
"AWWW!!!" apakah dia bisa mengemudi?

Tak perlu menunggu lama, Kencana melihat sang tuan telah bangun. wah, cepat sekali tidurnya, gumamnya.

Quote :

"Aku harus pergi ke kampus! sampai jumpa lagi semuanya! AWWW!!!"

Kencana meringis melihat Clark menabrak emja. Nggak apa-apa nih? Bukan apa-apa, kan kashian nanti ebnda yang baakl ditabrak Clark. Lho... kan jadi mencemaskan mejanya?

"Hmmm... Mr Clark, aku pikir Anda membutuhkan istirahat," kata Kencana. walaupunia tahu nasehatnya nggak bakal didengarkan. Pria memang keras kepala, sih.

OOT: Eh, bener kan Vanessa sama Clark udah married?

"Tidak... aku harus pergi sekarang!" Clark memutuskan untuk pergi keluar dengan cara yang aman. "Kalau aku tidak pergi sekarang aku tidak akan dapat nilai!"

Clark akhirnya berhasil pergi dari kafetaria dan mengeluarkan salah satu mobilnya: city car. Dia takut kalau mengenakan si merah kesayangannya. itu malah akan merusaknya. Dia juga lupa memberikan ciuman perpisahan pada Vanessa yang baru saja pulang dari pekerjaannya. Dia memang masih kangen dengan Vanessa, tapi apa boleh buat, dia sekarang memprioritaskan tugasnya.

[Clark: Out]

Baru saja Vanessa berniat untuk menuruti saran Kencana dengan membiarkan Clark tidur saja, eh, anak itu malah bangun tidur, teriak-teriak, nabrak meja, nyium, habis itu kabur ke kampus. "hhh..." vanessa menghela nafas sambil tersenyum. Clark memang selalu begitu, pikirnya.

dia ke kantin, dan kembali dengan segelas susu coklat di tangannya. Vanessa kembali duduk di dekat Scarlett dan Kencana. dia malas ke kamarnya dulu, karna dia tahu, kamarnya pasti sedang menjadi kapal pecah saat dia tidak ada.

"oiia, scarlett-chan, nanti dengarkan CD itu ya, ada promosinya untuk anime baru loh! dan sebentar lagi, bakal ada live concertnya di kota ini! YAAAY~" katanya sambil bertingkah seperti seorang fans (padahal artisnya itu dia sendiri).

Envy menatap ketiga temannya dengan tatapan datar. Ia seperti yang sedang menonton lawakan yang garing abis. Namun ketika ia melihat Clark menabrak meja yang ada di dekat pintu, ia nyaris saja tertawa terbahak-bahak. Nyaris saja. Seandainya ia tidak sedang menyeruput kopinya, pasti ia sudah melakukan itu.

"Tch.. Konyol sekali!" ucapnya pelan.

Clark tampaknya benar-benar terburu-buru sekali hari ini. Hmm.

Quote :

"oiia, scarlett-chan, nanti dengarkan CD itu ya, ada promosinya untuk anime baru loh! dan sebentar lagi, bakal ada live concertnya di kota ini! YAAAY~" katanya sambil bertingkah seperti seorang fans (padahal artisnya itu dia sendiri).

"OF COURSE! Dammit! Tentu saja! Aku pasti akan langsung mendengarkan CD ini begitu aku sampai di kamar! Apa? LIVE CONCERT? Seriusan?! Kau punya tiketnya, Vanessa?" tanyanya ala-ala fangirl dengan kerlap-kerlip cahaya yang entah kenapa ada di bola mata violetnya.

'[Indira=in]

"Huuuh..." Indira kembali ke kantin dan duduk bersama yang lain. Hari ini dia tidak jadi masuk kerja karena ternyata butik itu ditutup oleh temannya yang juga merupakan pemilik butik sampai nanti siang. Dia baru diberitahu ketika sedang ada di jalan, hampir naik bus!

Sebelum kembali ke tempat duduknya tadi, Indira kembali memesan sepoci teh Earl Grey. Dia ingin melepaskan sedikit kekesalannya itu

"Halo, selamat pagi Vanessa. Sudah lama aku tidak melihatmu, kemana saja?" Indira mencoba tersenyum semanis mungkin agar tidak terlihat sedang kesal, tapi sepertinya gagal.

Quote :

"Tidak... aku harus pergi sekarang!"

"Bye, bye, Mr. Clark. Jangan sampai menabrak barang lagi," seru Kencana. Entah kedengaran atau nggak.

Setelahnya, Kencana mendengarkan percakapan Vanessa dan Scarlett. Merasa dicuekkin, ia sibuk menghabiskan jusnya. Baru saja ia hendak beranjak, Indira masuk (lagi).

"Lho, Nona Indira? Katanya, tadi mau bekerja?" tanya Kencana heran, batal mau pergi. Nggak mungkin Indira bolos kan?

[Seiren : In ]

"hoaaaaahm...." Seiren berjalan keluar dari kamarnya. Masih setengah mengantuk, gadis ini berjalan menuju kantin yang ada di apartment, sambil memikirkan makanan apa yang akan ia makan ketika tiba di sana

"ohayou.. minna..."sapa seiren sambil menguap lebar ketika memasuki kantin. Di sana, ada Vanessa, dan Kencana. Serta... Indira?!

"um.. Indira-chan.. kau tak kerja?"tanya Seiren, berjalan mendekati gadis itu sambil mengusap matanya
"tak biasanya kau bolos..."lanjut Seiren dan duduk di depan Indira, menguap lagi.

Menjawab semua yang ditujukan padanya. "Hari ini aku masuk siang." Tidak ada tambahan kata lain. Dia masih merasa kesal tentang keputusan temannya itu. Oke, Indira memang terlalu rajin bekerja, makanya ketika ada hal semacam itu dia jadi merasa kesal sendiri.

"Kalian sedang libur kan?" Indira menunjuk ketiga murid sekolah yang ada di sana, "Memangnya kalian tidak punya rencana apa-apa?"

Aneh kan, sedang libur malah hanya diam di kafetaria. Waktu libur itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Seiren hanya mengangguk angguk asal, dan memesan cappuccino untuk dirinya sendiri.

"um?"Ia memandang Indira yang menanyakan apakah sedang libur atau tidak

"ung.... aku... aku.... bolos" jawabnya, dan meminum cappuccino yang baru saja datang.

"Segarnya...."

Merasa dicueki, Envy kembali menyeruput kopinya kesal. Tampaknya kopi tersebut tidak habis-habis saja dari tadi. Entahlah. Lagipula siapa yang peduli? Sejak tadi Envy hanya menatapi gadis-gadis yang baru saja datang entah darimana; Indira dan Seiren. Lho bukannya tadi Indira bilang mau bekerja?

Ah, sudahlah. Ia tak peduli.

Quote :

"Kalian sedang libur kan?" Indira menunjuk ketiga murid sekolah yang ada di sana, "Memangnya kalian tidak punya rencana apa-apa?"

Envy hanya menggeleng, dagunya ia letakkan di telapak tangannya dan bola mata violetnya melirik-lirik ke arah yang lain. "Tidak. Aku lagi tidak ingin melakukan apa-apa. Terlalu banyak belajar bikin capek." jawabnya nonchalantly.

Quote :

"ung.... aku... aku.... bolos" jawabnya, dan meminum cappuccino yang baru saja datang.

"Hei, Seiren, aku minta cappucino-nya dong!" pintanya tiba-tiba.

Seiren yang sedang menyeruput cappuccino nya dengan tenang (dan sambil mengantuk tentunya) tersentak mendengar seruan Envy. Ia menoleh Envy, lalu nyengir

"ehehehe.. mau... Cappuccino?"ia mengangkat gelas cappuccinonya, lalu tersenyum

"boleh saja.... silahkan.."disodorkannya cappuccino miliknya pada Envy. Senyum setengah mengantuknya mengembang

"jangan malu malu.."lanjut Sei sambil nyengir

"umh...sepertinya kalian pada ga kerja atau sekolah ya?" tanya vanessa yang sedikit tidak memperhatikan percakapan mereka. "enaknyaa...." katanya sambil menyeruput susu coklatnya.

semua orang enak libur, aku job menumpuk dan ga bisa istirahat, keluh vanessa dalam hati. "aaah....sedihnyaaaaaaa...." keluhnya sambil mulai memainkan sendok.

"um...rencana kalian hari ini apa aja?" tanyanya usil kepada tiga orang itu

Seiren menatap Vanessa, sedikit berpikir, lalu mengangkat bahu

"Aku tak tahu.."gumamnya

"ada usul apa yang harus kulakukan?"tanya Seiren polos

"Bagaimana kalau nanti siang kalian semua mampir di butikku? Koleksi baru sudah turun." Indira menawarkan. Sekalian saja mencari keuntungan dari semua ini. Semakin ramai butiknya semakin baik.

"Nikmailah masa-masa SMA kalian, setelah ini kalian tidak bisa sesantai itu. Kalian akan bertemu banyak sekali tugas atau pekerjaan, yah contohnya saja Clark dan Vanessa. Mereka sangat sibuk kan?" Indira jadi teringat dengan masa-masa SMA nya dulu di Turki. Walau agak membosankan, tapi itu menyenangkan.

"Jadi... kalian yang tidak ada kerjaan ini mau datang ke butik atau tidak? Kuberi diskon."