[rp] sick, saat dimana para penghuni sakit.

Setting: seminggu setelah chapitre 1 berakhir.

"menyebalkan!" clark mengeluh tak berdaya. Dia hanya berbaring di sofa kamarnya karena demam ditambah batuk kering.

semua bermula dari 2 hari yang lalu. Dia pergi bersama teman2nya dan pulang dalam keadaan mabuk. Clark yang mabuk berat, tertidur sesaat setelah menutup pintu. Padahal angin mulai kencang sekarang. Besoknya dia merasa tidak enak badan tapi memaksakan diri untuk mengerjakan tugas ini dan itu sampai bergadang. Alhasil clark terkena demam tinggi hari ini.

"lebih baik kutelpon will... Kalau dia tidak sibuk."

"Naah..." Will merenggangkan badannya sambil berjalan santai ke arah apartemen. Tangannya membawa kantung kertas berisi berbagai macam Pastry.

Ia baru saja menyelesaikan salah satu Shift 36 jam-nya. Setelah melakukakn ini selama hampir dua tahun, rasa letih yang biasanya dirasakannya sedikit berkurang.

"Terbiasa mungkin ya...?" Will berbicara sendiri sambil mengunyah Croissant-nya.

'klek'

Ia membuka pintu apartemen dan menyalakan lampu. Segala sesuatunya tampak tertata rapi, dan simetris. "Lucas..." Kekeh Will sambil berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Diambilnya sebotol Coke dan sepiring Jelly, lalu ia beranjak ke ruang duduk.

"Saatnya bersantai~" Erangnya senang sambil menghempaskan diri ke sofa, ketika HP-nya berbunyi.

"Hm." Will mengamati nomor yang tertera di layar HP-nya sebelum menjawab. "Ya?"

Vanessa yang sedang ada di studio, merekam lagunya yang baru akan dirilis, mendadak HPnya ditelpon Luna yang mengatakan kondisi Clark yang sedang tidak baik. Vanessa sedikit panik, lalu dia mencoba menelpon Clark.

'telpon yang anda hubungi sedang dibuk, silahkan coba bberapa saat la..*klik*'

"hue...ditelpon berkali-kali tidak diangkat...gimana nih Feilan? aku kuatir.." tanyanya pada feilan. feilan menyarankan agar dia pergi saat istirahat siang nanti.

"uum..baiklah....." kata Vanessa. lalu dia kembali melanjutkan pekerjaannya. namun hatinya tidak tenang. akhirnya dia mengSMS Clark.

Quote :

sayang...kata luna kamu lagi sakit ya? nanti siang aku pulang dulu. kalau bener-bener sakit, minta tolong dulu sama willy ya...

love u :*

"will, ini clark. Bisa kau periksa aku? Aku demam tinggi... Oh, menyebalkan sekali! Aku benci sakit."

lalu dia membalas sms vaness. Dengan ogah.
oot: isinya terserah chou.

Quote :

"will, ini clark. Bisa kau periksa aku? Aku demam tinggi... Oh, menyebalkan sekali! Aku benci sakit."

"Hm... Siapa coba yang senang sakit?" Will tekekeh. Paling para dokter yang bertugas jaga di hari libur Pikirnya lagi sambil bangkit dari sofa.

"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan kesana..." Ujarnya sambil menutup percakapan. Ia lalu membereskan pakaiannya dan mencuci tangannya di wastafel dengan antiseptik. Lalu ia berjalan ke apartemen Clark.

'Tok tok'

"Clark, ini aku!" serunya di depan pintu apartemen Clark.

Fal pada hari itu masih saja mengurung diri di kamar. Semua jendelanya di tutup, kamarnya terlihat gelap sekali. Hanya ada sedikit cahaya dari laptopnya, Fal tetap asyik melakukan Hack-nya.

Fal tanpa ragu-ragu membuka email yang baru saja datang, sesuai dugaannya, itu email dari kepolisian divisi Cyber Crime. Pasti ada misi lagi, yang mengharuskannya begadang lagi malam ini, menjelajahi satu persatu web-web dan kode-kode yang rumit itu.

Fal mulai mengetik balasan lagi, dengan kode-kode yang mungkin hanya dia dan si pengirim pesan saja yang mengerti apa arti dari kode-kode tersebut.

Melelahkan sekali...

Fal sedikit mengeluh dengan pekerjaannya itu, tapi beberapa saat kemudian, jari-jemarinya kembali asyik memencet-mencet tombol keyboard.

Quote :

ACCESS DENIED

lagi-lagi respon yang sangat menyebalkan bagi Fal. Ternyata dia salah memasukkan kode. Sebuah kesalahan besar bagi seorang WIZARD sepertinya.

"Ukh...ada apa denganku.... Akhir-akhir ini aku selalu saja salah."

Fal menatap layar laptopnya lagi, sekarang dia sama-sekali tidak bisa melihat jelas, huruf-huruf yang sudah muncul di layar laptopnya. Pandangannya berubah samar-samar, sekarang semuanya menjadi gelap, dan kembali terang.

Ada apa dengan penglihatannya?

Mungkin aku butuh udara segar...

Fal beranjak dari apartment-nya, memasukkan kode simple di laptopnya, dia menyangka dia membutuhkan udara segar. Fal sendiri tidak menyadari kalau dia terkena demam dan flu akibat kondisi kesehatannya yang tidak stabil+sering begadang juga.


oot: lama tak RP di sini, saya jadikan pelampiasan, post-annya panjang begini...

setelah mendapat waktu makan siang yang cukup panjang, Vanessa langsung melompat ke mobilnya dan ngebut sampai Azure tanpa terkena polisi.

masuk Azure, dia langsung berlari-lari menuju kamar Clark. lalu dia melihat seseorang disana. "ah...wi...."sebelum sempat memanggil william, dia menyadari sesuatu.

dia belum berubah wujud dari Mutsuki menjadi Vanessa!

sekarang dia membeku di depan apartemennya. "wi...will you excuse me? aku harus menemui Mr. Campbell sekarang juga." katanya sambil tersenyum ragu.

Quote :

"wi...will you excuse me? aku harus menemui Mr. Campbell sekarang juga."

Will menoleh dan menatap gadis di depannya. Rasanya ia mengenalinya.

"Ah, tentu..." Will melangakh mundur sambil masih menatap gadis itu dengan tatapan sedikit menyelidik.

Scarlett berlari-lari di koridor Azure. Rambut panjang hitamnya melambai-lambai terkena angin yang berhembus saat ia lari. Ia lari menuju lantai 3 apartemen Azure, lebih tepatnya menuju kamar Clark, karena sebelumnya ia mendengar bahwa 'ayah'nyai itu, jatuh sakit akibat terkena demam.

*tap tap tap*

Scarlett terus saja berlari dan berlari hingga akhirnya ia sampai di kamar Clark dan membuka pintunya tanpa izin terlebih dahulu. Ayolah, ia begitu khawatir dengan keadaan Clark. Kedua matanya terbelalak saat ia melihat Vanessa, Will, dan Clark yang tampak pucat.

"Ayah! Ayah! Kau baik-baik saja??" serunya dengan intonasi yang keras. Namun akhirnya ia menyadari itu dan menutup mulutnya, "Ups."

Ia lalu melangkah mendekati Vanessa, "Ibu, ayah kenapa?" tanyanya cemas sambil memegang tangan Vanessa.

oot: aduh kaku!

OOTe: ahaha...tama, aku lagi jadi Mutsuki! tapi gapapa deh, kita buat kekacauan..
_________________________________________________________
"clark?"bisiknya pada Clark yang terbaring. dia mengkhawatirkan Clark sampai-sampai dia belum mengganti makeup-nya menjadi Vanessa lagi.

"kamu..sakit apa?" tanyanya lagi. belum sempat Clark menjawab, malah datang Scarlett yang lari-lari menghampirinya dan memegang tangannya. Vanessa kaget setengah mati. dan anehnya, Scarlett tidak menyadari kalau yang dipeganya adalah Mutsuki Asa, bukan Vanessa Cam..bukan, Vanessa Svart yang dia tahu.

atau identitasnya telah terbongkar?

"er...em..nona? aku bukan ibumu..." ktanya pada Scarlett sambil melepaskan pegangan Scarlett sambil tersenyum.

Will ikut melangkah masuk bersama si Nona asing ini. Ketika itulah Scarlett berlalri masuk.

Quote :

"Ayah! Ayah! Kau baik-baik saja??"

Will mengernyit keherenan. 'Ayah'?

"Apa..." Belum sempat ia menyelesaikan pertanyaannya, Scarlett kembali bersuara.

Quote :

"Ibu, ayah kenapa?"

Ujar gadis itu sambil memegang tangan si Nona asing.

'Ibu'? Will bertambah bingung. Selama seminggu ia pergi, begitu banyakkah yang telah terjadi?

"Ada apa ini?" Will bertanya keheranan.

---

Note :
-Waktu Chap 1, Will pergi ke Jerman untuk menghadiri Konferensi.
-Dia pulang ke Perancis 3 hari setelah Chap 1 berakhir.
-Baru kembali ke Lyon 2 hari sebelum RP sick dimulai
-Selama 36 jam, dia tinggal di rumah sakit, menjalankan shift 36 jam dan baru sekarang kembali ke Azure.

Kedua mata Scarlett lagi-lagi terbelalak ketika melihat orang yang dipegangnya bukanlah Vanessa tetapi Mutsuki Asa, seiyuu idolanya. Dengan refleks Scarlett segera menjauh dan melakukan ojigi pada Mutsuki.

"Go-Gomen, sepertinya aku salah liat ya? Soalnya tadi aku panik, dan aku merasa melihat anda sebagai Vanessa-okaasan, tahunya Mutsuki-san ya? Aku salah lihat. Gomen!!" serunya sambil melakukan ojigi berkali-kali.

Scarlett hanya tersenyum dan tampaknya baru sadar akan sesuatu. Ia lalu menunjukkan jarinya pada mutsuki. ''ehh?? Mutsuki-san?? kok bisa??" teriaknya berisik.

*swt*

Vanessa (yang saat itu dalam wujud mutsuki) hanya tersenyum miris melihat Scarlett yang menyadarinya. apa boleh buat, daripada identitasnya terbongkar..

"iya, saya Mutsuki Asa, salam kenal." katanya sambil membungkuk di depan Scarlett.

"saya disini ada perlu dengan adiknya Clara-chan, Mr. Clark Azure Campbell." kata vanessa dengan anggunnya.

Tanpa basa-basi lagi, scarlett langsung menjabat tangan mutsuki dengan cepat. senyumnya terbentuk lebar sekali, wajahnya pun memerah karena kagum.

"uwaa how lucky am i! hajimemashite,scarlett desu! aku pnggemar beratmu. knapa mutsuki-san bisa ada disini?!" serunya girang. namun tampaknya ia mlupakan sesuatu.

"OMG! aku lupa ayahku, clark-otousan! bagaimana keadaannya??"

"kalian... Ah, scarlett kau berisik... Dan ralat, aku kakak dari clara." ujar clark dengan lemah. Dia pusing sekali. "memang tadi pagi kau kemana, dear?" clark berbisik pelan di telinga vanessa.

"oh will... Bisa kau cepat periksa aku? Aku ingin cepat sembuh." clark memang benci dan jarang sakit. "gara-gara wine tua sial itu."

lalu clark ingat sesuatu.
"hei will atau scarlett. Setelah selesai memeriksaku, tolong cek kamar faldio. Aku tak melihatnya akhir2 ini."

======================

sementara itu, luna yang sedang berjalan2 merasa sesuatu hal. Dia lewat di depan kamar faldio.

"humm... Ini kamar siapa? Sepi, tapi ada tanda2 kehidupan..." luna merasa aneh dan akhirnya memutuskan masuk.

"astaga! Kau panas sekali!" komentar luna saat menemukan faldio.

Nafas Fal lama-kemaan semakin berat. Dia sudah tidak bisa lagi bernafas dengan normal, seperti biasanya. Sedikit demi sedikit nafasnya hilang, dan kembali lagi. Terus-terusan seperti itu.

Fal juga sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas. Semuanya buram di pandangannya.

Quote :

"astaga! Kau panas sekali!"

Samat-samar Fal mendengar suara. Tapi Fal tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang datang itu. Siapa?

Sekarang dia merasakan tubuhnya memang sudah benar-benar panas. Penglihatannya kabur, sulit sekali untuk melihat.

Vanessa terkikik dalam hati melihat tingkah Scarlett yang imut itu. "wah-wah..siapapun ibumu, pasti dia orang yang sangat....lucu ya...." katanya. lalu dia melihat Clark yang sepertinya setengah sadar.

"Mr. Campbell..ho..jadi Clara tidak disini? baiklah, aku pergi dulu..cepat sembuh." katanya sambil beranjak pergi. namun saat dia hendak pergi, dia merogoh sakunya. Vanessa mengambil lipstick dan saputangannya serta tiket konsernya bulan depan. dia menandatangani saputangannya dengan lipstick itu dan memberikannya pada scarlett.

"shht..keberadaanku disini, hanya rahasia kita saja, ok? see you" bisiknya pada Scarlett.

buru-buru Vaness ke mobil dan mengambil pakaiannya dari bagasi mobil. dia mengendap-endap menggunakan toilet karyawan untuk berganti baju.

seteah selesai, Vanessa langsung berlari ke apartemenya. "CLAAAAAAARK!!!" serunya saat berlari masuk.

"Hh...hhhu....hhuuhh..." Shawn hari itu keluar dari kamarnya, merasa panas sekali.

Dunia didepannya terasa bagaikan hitam dan putih. Ia berjalan kedepan tanpa sadar, menyeret kakinya yang terasa begitu lemas.

"Ungh...uh..." Perutnya terasa mual, seakan tidak ada yang boleh masuk kedalam perutnya, namun pada saat bersamaan, perutnya juga menginginkan asupan.

Ia memakai sebuah gagang sapu untuk membantunya maju.

"Nngh..." gumamnya pelan, entah ia sadar atau tidak.

"tunggu di sini!" luna menyuruh fal berbaring lalu dia mengambil handuk kecil dan membasahinya dan mengompres faldio dengan itu. "kau diam di sini dan aku akan mencari will." luna langsung melesat menuju tempat clark, tapi di tengah jalan dia bertemu shawn.

"jangan bilang kau sakit juga!" luna langsung menyeret shawn ke tempat fal. "kau juga diam di sini!"

luna akhirnya sampai di tempat clark. "will! Shawn dan seorang lagi butuh perawatan! Mereka sakit!"

Quote :

"oh will... Bisa kau cepat periksa aku? Aku ingin cepat sembuh... Gara-gara wine tua sial itu."

Will menoleh menatap Clark yang terkapar. Heh. Sudahlah. Dia tak perlu penjelasan lagi.

"Baik," Will membuka tasnya dan mulai bekerja. Diambilnya termometer dan ditatapnya Clark sejenak. "Hem, buka bajumu." Gumamnya sambil menyerahkan termometer. "Jepit ini di mulutmu." Perintahnya sambil membuka kotak stetoskopnya.

Quote :

"hei will atau scarlett. Setelah selesai memeriksaku, tolong cek kamar faldio. Aku tak melihatnya akhir2 ini."

"Bisa Tolong Nona Scarlett yang pergi?" Ujar Will ramah sambil mulai memeriksa detak jantung Clark. "Hmm..."

Tiba-tiba, muncul gadis kecil berambut cokelat (Will belum kenal Luna, Chap 1 kan dia ke Jerman waktu Luna muncul) yang dulu memberinya tempat di apartemen berseru panik.

Quote :

"will! Shawn dan seorang lagi butuh perawatan! Mereka sakit!"

"Hmmh." Will berhendam pelan. "Tunggu sebentar, saya akan kembali..." Gumamnya pada Clark. Ia lalu menoleh ke arah gadis kecil itu. "Bisa antarkan aku ke mereka?"

"um... Ayo... Mereka... Ku bawa di ruang... Um... Faldio..." luna menarik will. "tapi, periksa clark dulu sebentar. Hampir selesai kan? Kasian."

Gadis itu menarik tangan Will.

Quote :

"um... Ayo... Mereka... Ku bawa di ruang... Um... Faldio..."

Tapi kemudian ia terdiam sebentar.

Quote :

"tapi, periksa clark dulu sebentar. Hampir selesai kan? Kasian."

"Hem.." Will berpikir cepat. "Tidak juga...." Gumamnya pelan. Masih ada pemeriksaan tekanan darah, dan termometer itu juga masih perlu berdiam di mulut Clark sekitar tiga menit lagi. "Seberapa parah keadaannya? Maksudku kedua orang yang sakit itu?" Tanyanya.

"Sepertinya shawn parah, dia memegang perutnya dan berjalan dengan tongkat. Yang satu lagi panasnya tinggi sekali, sepertinya hampir tidak sadar." ujar luna sambil mengingat2 mereka.

Quote :

"tunggu di sini!"

Tidak terdengar jelas.

Kepala FAL terasa mau pecah. Fal akhirnya berbaring, dan menutup matanya. Badannya masih terasa sangat panas.

Ukh...aku belum menyelesaikan Hack-ku. Dan beberapa lukisan harus diselesaikan hari ini. Bagaimana ini? Kenapa kepalaku pusing sekali...

Fal akhirnya tertidur. Tepatnya tidak sadarkan diri lagi. Mungkin demamnya itu sudah sampai 40 derajat celcius.

Quote :

"Sepertinya shawn parah, dia memegang perutnya dan berjalan dengan tongkat. Yang satu lagi panasnya tinggi sekali, sepertinya hampir tidak sadar."

"Nah, berarti Clark bisa menunggu sebentar," ujar Will sederhana. "Lebih baik kita bawa dulu mereka kesini..." Will terdiam sebentar, lalu menoleh cepat ke arah Clark.

"Tidak keberatan mereka dikumpulkan dulu disini kan? Akan lebih mudah bagi saya untuk memeriksanya... Mungkin setelah selesai pemeriksaan, mereka bisa kembali ke kamar masing-masing bagi yang tidak terlalu parah... Tak apa?" Tanyanya.

---

OOT : Buat yang mau sakit lagi, entar ke apartemen Will aja. Atau susul ke apartemen Clark. Ya? Hhehehe...
-plak-